REPUBLIKA.CO.ID,KARANGANYAR -- Pendaki yang hendak menuju puncak Gunung Lawu merayakan tahun baru melalui Taman Hutan Raya (Tahura) KGPAA Mangkunegoro I harus gigit jari karena jalur masih ditutup.
Namun, jalur pendakian dari Cemoro Kandang sudah dibuka.
''Kondisi belum memungkinkan. Selain sangat licin, juga rawan longsor,'' kata Arif Nuryati, Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara, Ahad (27/12).
Polisi Kehutanan (Polhut) Tahura KGPAA Mangkunegoro I, juga belum mengecek jalur tersebut. ''Kami belum berani memastikan keamanan, apakah jalur tersebut aman untuk pendakian atau tidak. Dan, petugas juga belum menerima instruksi dari Balai Tahura,'' tambah Margo Saptono, anggota Polhut.
Jadi, tim belum mengecek dan memastikan keamanan jalur pendakian. Dan, tim akan naik mendata potensi longsor awal Januari 2016 nanti. saat ini, cuaca puncak masih ekstrem. Pemberitahuan ihwal larangan masih ditempel di pintu Tahura KGPAA Mangkunegoro I.
Margo Saptono sendiri, juga tidak berani melarang apabila pendaki ingin melewati jalur pendakian Tahura. Hanya saja, dia memberikan sejumlah syarat. Seperti, pendaki dibekali radio komunikasi dan didampingi pemandu bagi pemula. Pemandu pendaki sudah hafal dan paham karakter kondisi jalur.
Bagi pendaki pemula dilarang naik kalau tidak mendapat pendampingan. ''Kami juga siap mendampingi. Jalur Tahura itu curam, dan jalan setapak licin saat ini. Sejauh ini belum ada yang naik paska kebakaran, beberapa waktu lalu,'' kata Margo Saptono.
Menurut Arif Nuryati, pendaki musti waspada longsor selama musim hujan. Berdasar catatan, jalur pendakian dari Pos 3 dan Pos 2 rawan longsor. Oleh karena itu, AGL dan Perhutani waspada. Mereka akan melarang pendaki apabila hujan deras.
Pihak Perhutani dan AGL memperketat proses administrasi. Pendaki wajib mengisi formulir pendaftaran dan menyebutkan nama penanggung-jawab rombongan. Mereka tidak mau kecolongan, ada pendaki tanpa identitas.