REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI -- Sekitar 1.000 peserta hadir dalam acara silaturahim bersama Presiden RI Joko Widodo di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (26/12) kemarin. Para peserta tersebut terdiri dari unsur masyarakat, tokoh agama, pemuda, segenap perangkat pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan beberapa kepala Desa.
Namun, acara tersebut tak semeriah acara "Rembug Desa Nasional" yang digelar Kementerian Desa, PDT dan Tranmigrasi di Hall D2 Jakarta Internasonal Expo (JIEXPO) Jakarta, Selasa (14/12) lalu.
"Sayang pak Presiden di Rembug Desa Nasional Kemendesa, PDT dan Transmigrasi beberapa waktu lalu itu nggak hadir," kata Kepala Desa asal Jawa Tengah, yang tidak mau disebutkan namanya, Ahad (27/12).
Kepala Desa tersebut merasa acara silaturahim kali ini belum merepresentasikan perangkat desa karena yang hadir hanya beberapa kepala desa dari Jawa Tengah.
"Wah..kalau rembug desa nasional, saya ikut, itu sudah merepesentasikan kepala desa, soalnya waktu itu hadiri kepala desa dari perwakilan Kabupaten dan provinsi yang ada di Indonesia" ujarnya.
Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan agar penggunaan Dana Desa yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak keluar dari pemanfaatan pembangunan di desa, sehingga dapat meningkatkan peredaran uang dan meningkatkan perekonomian warga.
"Semakin banyak orang yang bekerja dalam menggunakan dana desa, maka semakin baik. Tahun ini masih belum. Semakin banyak yang kerja, semakin banyak uang itu tersebar dan terdistiribusi," kata mantan Wali Kota Solo, Jawa Tengah tersebut.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mengharapkan agar dana desa tersebut dapat diarahkan kepada sektor padat karya.