REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, jumlah kematian anggota Polisi dari tahun ke tahun cenderung turun. Hanya saja kasus Polisi bunuh diri atau ditembak rekannya menjadi catatan hitam.
"Kasus ini menunjukkan bahwa psikologi sebagian anggota Polri sangat labil dan tidak mampu menahan emosi," ujar Neta, Ahad (27/12).
Ia menjelaskan, sepanjang tahun 2015 jumlah polisi tewas di seluruh Indonesia ada sebanyak 18 orang dan 74 luka-luka. Jumlah tersebut merupakan korban pengeroyokan, ditembak begal, ditabrak, ditusuk, bentrokan sesama polisi, bentrok dengan TNI, korban bunuh diri, dan lainnya.
IPW mencatat, jumlah polisi yang tewas menurun jika dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2014 jumlah polisi tewas mencapai 41 orang dan luka 42. Sementara 2013 ada 27 polisi tewas dan 72 luka.
Meski menurun, Neta mengkhawatirkan hal lain terkait meningkatnya angka bunuh diri di kalangan polisi. "Yang paling memprihatinkan adalah tren kematian polisi akibat bunuh diri dan ditembak rekannya sendiri," kata Neta.
Meski angka kematian Polisi menurun, catatan yang perlu diperhatikan oleh Polisi adalah penyebab kematian. Di tahun 2014, polisi tewas akibat ditembak pelaku kriminal atau ditembak sesama polisi menduduki ranking tertinggi dan tahun 2015 angka penyebab kematian terbesar polisi adalah akibat bunuh diri sebanyak 7 orang.
Melihat kondisi tersebut, Neta mengaharapkan pada tahun depan jajaran Polri bisa lebih mawas diri, terlatih, peka, tidak emosional dan arogan. Dengan begitu, angka kematian Polisi saat bertugas semakin menurun dan tidak ada lagi sesama polisi saling serang atau polisi tembak polisi.