Ahad 27 Dec 2015 08:10 WIB

Penumpang KA Diminta Waspada Tiket Aspal

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Winda Destiana Putri
Calon penumpang kereta mencetak tiket mandiri di Stasiun Senen, Jakarta, Selasa (1/9).   (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Calon penumpang kereta mencetak tiket mandiri di Stasiun Senen, Jakarta, Selasa (1/9). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Modus baru digunakan para calo tiket KA dalam mengelabui calon penumpang. Antara lain dengan menggunakan tiket aspal (asli tapi palsu).

''Tiket yang dijual memang asli. Tapi data yang ada di dalamnya ternyata palsu karena tidak dikeluarkan oleh pihak reservasi,'' jelas Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono, Ahad (27/12).

Untuk itu, dia meminta para calon penumpang KA untuk berhati-hati terhadap orang yang mengaku bisa memberikan tiket KA dengan nama dan nomor KTP sesuai pemesannya padahal orang tersebut bukan agen resmi penjualan tiket KA.

''Beli tiket KA di tempat reservasi resmi. Jangan beli di calo atau perorangan,'' jelasnya.

Menurutnya, adanya kasus penggunaan tiket aspal ini diketahui setelah petugas pemeriksa atau kondektur KA melakukan pemeriksaan tiket pada penumpang KA Gaya Baru Malam jurusan Pasar Senen-Gubeng Surabaya, akhir pekan kemarin. Saat itu, petugas menemukan adanya penumpang ganda pada satu tempat duduk.

Setelah dilakukan pemeriksaan berdasarkan manifest penumpang, akhirnya diketahui ada salah satu penumpang yang menggunakan tiket aspal.

''Bentuk fisik tiket aspal itu memang tiket asli. Diduga calo atau mereka menggunakan blangko tiket asli tersebut, mengambilnya dari  mesin cetak tiket mandiri yang ada di stasiun,'' jelasnya.

Setelah ditemukan kasus tersebut, Surono menyatakan, pemeriksaan tiket KA yang dilakukan oleh kondektur tidak lagi hanya sekadar memeriksa keaslian tiket dan nama penumpang yang tertera dalam lembar tiket. Namun juga akan mencocokan tiket dan manifest penumpang.

''Penumpang yang namanya tidak tertera di manifest, akan diturunkan dari kereta api,'' tegasnya.

Surono juga menyebutkan, setelah dilakukan pemeriksaan keberadaan tiket asli di mesin cetak tiket mandiri, disinyalir masih ada sekitar 50 lembar blangko tiket yang hilang. Dia menduga, tiket yang dicuri tersebut bisa saja dijual pihak tertentu kepada para calon penumpang.

Untuk itu dia menyebutkan, pihak pimpinan PT KAI Daop 5 Purwokerto telah meminta petugas pemeriksan tiket di stasiun- stasiun wilayah Daop 5 untuk memperketat pemeriksaan. ''Semua petugas boarding sudah diinstruksikan agar lebih waspada, mereka juga sudah dibekali identifikasi khusus lengkap dengan nomor seri tiket aspal yang masih beredar,'' jelasnya.

Menurutnya, pada masa peak season seperti masa liburan akhir tahun ini, kemungkinan penggunaan tiket aspal sangat besar. Apalagi karena seringkali persediaan tiket KA untuk tanggal-tanggal tertentu sudah habis terjual.

Sementara menyikapi lonjakan penumpang selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru ini, PT KAI Daop 5 telah menambah jumlah gerbong penumpang pada rangkaian KA Kutojaya Utara Tambahan jurusan Kutoarjo-Pasarsenen.  Rangkaian yang semula hanya 10 gerbong, ditambah lagi 2 gerbong lagi menjadi 12 gerbong.

''Setelah kami evaluasi, kami putuskan untuk menambah 2 gerbong lagi untuk rangkaian  KA Kutojaya Utara Tambahan. Dengan tambahan dua gerbong penumpang, maka ada tambahan tiket sebanyak 212 lembar per hari untuk KA Kutojaya Utara Tambahan,'' jelasnya.

Menurutnya, kebijakan penambahan gerbong dilakukan sejak keberangkatan KA Kutojaya Utara Tambahan hari Jumat (25/12) dari Kutoarjo.

''Harga tiketnya masuk kategori ekonomi komersial, karena KA Ekonomi Kutojaya Utara bukan KA yang mendapat subsidi PSO dari pemerintah,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement