REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membeberkan tiga hal yang membuat dia mengagumi sosok Gus Dur. Dia menceritakannya dalam haul Gus Dur keenam di komplek Al Munawaroh, Ciganjur, Jakarta pada Sabtu (26/12) malam.
"Setidaknya yang saya kenang jasa beliau yang cukup fenomenal ada tiga hal, meskipun jasa beliau sangat banyak," tuturnya dalam acara tersebut, Sabtu (26/12).
Menag Lukman menganggap Gus Dur adalah orang yang mampu mengangkat pesantren. Pesantren tidak hanya institusi kegamaan Islam, tapi juga komunitas tersendiri yang memiliki nilai-nilai pendidikan asli Indonesia. Kemudian dia menceritakan hingga tahun 1960-an orang tidak mengenal pesantren memiliki makna entitas tersendiri, namun pada tahun 1970-an Gus Dur mampu membuat pesantren lebih bernilai sebagai institusi pendidikan khas Indonesia.
"Yang penting nilai-nilai sejak dulu diajarkan para guru kita harus diterapkan dan dilestsrikan, kemudian menjadi tradisi khas Indonesia kita, Islam di indonesia," tuturnya melanjutkan.
Poin kedua yang membuat Menag Lukman kagum terhadap Gus Dur adalah karena Gus Dur adalah tokoh terdepan dalam menyelesaikan hubungan Islam dan Pancasila. Dia menjelaskan, pada era 1980an di mana rezim ingin membuat semua organisasi politik kemasyarakatan keagamaan harus berasas tunggal yaitu Pancasila.
Pada saat itu ada resistensi dari umat Islam, dan Gus Dur mampu menjelaskan hubungan Pancasila itu dengan Islam. Karena Islam yang memberikan ruh kepad Pancasila itu. Dalam Pancasila tersebut, kata Menag Lukman, justru mengajarkan bagaimana Muslim melaksanakan tugas kenegaraan. Bahkan tanpa ada setetespun darah tertumpah.
"Beliau adalah orang yang mengingatkan kita, memberikan pemahaman pada kita semua bahwa kemajemukan, keberagaman, dan pluralitas tidak hanya realitas Indonesia saja tapi juga dunia," ujarnya.