REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Indonesian Corrution Watch (ICW), Tama S Langkun, menegaskan pihaknya akan terus menjadi mitra kritis dalam mengawal lembaga KPK menjadi lebih baik.
Tama mengatakan tidak ada satupun rekam jejak kelima pimpinan KPK yang tanpa cacat. Menurutnya, dukungan berupa pengawalan tetap harus diberikan karena masa depan KPK dan pemberantasan korupsi setuju atau tidak akan tetap berada di tangan mereka.
Untuk itu, ia menegaskan posisi ICW tidak akan berubah dalam mendukung pemberantasan korupsi, dengan tetap berdiri sebagai mitra kritis yang akan mengawal kinerja dari KPK. Tama menilai mitra kritis tetap perlu dan menjadi sangat perlu, seiring sudut pandang dan komitmen pemberantasan korupsi kelima pimpinan KPK masih mengkhawatirkan.
"Kita akan tetap menjadi mitra kritis dari KPK," kata Tama kepada Republika.co.id, Jum'at (25/12).
Akan tetapi, ia mengaku kecewa dengan pandangan dan respon para pimpinan KPK terpilih, dalam menanggapi sejumlah persoalan yang mendera, termasuk soal revisi UU KPK. Selain itu, kekhawatiran dinilai belum bisa terusik, manakal sejumlah pimpinan merasa KPK bukanlah institusi luar biasa dan hendak menjadikan KPK sebagai lembaga institusi.
Meski begitu, Tama mengatakan masih menaruh harapan besar kepada para pimpinan terpilih, agar bisa membawa KPK menjadi lembaga pemberantasan korupsi yang lebih baik. Ia menambahkan KPK memang harus tetap dijaga bersama-sama, mengingat hantaman terus datang dari berbagai penjuru, termasuk kepada KPK secara kelembagaan.