Jumat 25 Dec 2015 16:04 WIB

Ini Penyebab Kemacetan Berjam-Jam Versi Kemenhub

Rep: Risa Herdahita/ Red: Teguh Firmansyah
Kemacetan panjang terjadi di Tol Dalam Kota arah Tol Cikampek, Kamis (24/12).  (Republika/Yasin Habibi)
Kemacetan panjang terjadi di Tol Dalam Kota arah Tol Cikampek, Kamis (24/12). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemacetan lalulintas sulit dihindari pada liburan akhir tahun ini. Kemacetan yang terjadi di sejumlah ruas tol, terutama Tol Cikampek, Cipali, dan Pejagan, diakui karena dominasi kendaraan pribadi.

"Sebetulnya ini karena keluarnya bersamaan. Otomatis kalau tempatnya hanya segini-segini saja ya pasti macet," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub), J.A. Barata, ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (25/12).

Saat ini pihaknya mengaku berkoordinasi pihak kepolisian untuk mengantisipasi hambatan dan ketidaktertiban yang bisa memperparah kemacetan lalu lintas. Liburan sekolah yang datang bersamaan dengan Libur Natal, Libur Hari Raya Maulid Nabi, dan Tahun baru 2016 membuat arus kendaraan membludak.

Barata mengakui, saat ini Kemenhub masih mengizinkan angkutan-angkutan besar, seperti truk melintasi Tol Cipali. Izin operasi ini masih diberikan karena tak ingin menghambat perekonomian.  "Tapi nanti untuk arus balik masih akan dibicarakan lagi, angkutan ini kan termasuk perekonomian juga ya," jelasnya.

Ia masih memonitor sejauh mana lonjakan kendaraan yang terjadi. Menurut pantauannya, sejak Kamis (24/12) malam hingga Jumat pagi ini sudah ada penurunan kepadatan pada 50 titik yang dipantau. Ini kecuali di beberapa titik seperti Tol Cikampek, Pejagan, dan Pelabuhan Merak. "Semakin malam semakin padat," katanya.

Karena kemacetan ini, tak bisa dihindari juga akhirnya terdapat penumpukkan penumpang di sejumlah terminal bus. Barata mengakui kemacetan membuat armada bus terlambat sampai ke terminal.

Namun, ia memastikan untuk angkutan jalan, pihaknya sudah mengantisipasi adanya lonjakan penumpang. Berdasarkan prediksinya, untuk tahun ini akan ada sebanyak 2,15juta penumpang melalui angkutan umum.

Angka ini meningkat 5-6 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, Kemenhub mencatat 2,024juta penumpang yang memakai jasa transportasi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement