REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hingga saat ini, kawasan industri di Bandung Raya masih banyak yang menggunakan batu bara untuk produksinya. Penggunaan batu bara tersebut banyak dikeluhkan, karena asap hasil pembakaran menyebabkan polusi udara.
Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, Anang Sudarna, kondisi cekungan Bandung yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat cukup buruk. Bahkan, hampir di setiap weekend Kota Bandung polutannya cukup tinggi akibat banyak wisatawan yang menggunakan kendaraan.
"Bandung tidak sehat untuk tempat tinggal karena posisinya berada di cekungan Bandung," ujar Anang.
Menurutnya, data setiap akhir pekan menunjukkan volume kendaraan yang meningkat membuat kualitas udara cekungan Bandung tinggi. Yakni, dimulai hari Kamis hingga puncaknya Sabtu.
"Di hari Sabtu kondisinya sangat buruk lantaran polusi meningkat," katanya.
Penyumbang polusi lainnya, kata Anang, berasal dari limbah asap pabrik yang sudah diambang kekhawatiran. Untuk itu, Anang menyambut baik konversi gas bumi ini.
"Kalau kita bisa mengkonversi gas buang industri untuk energi terbarukan akan lebih baik," ucapnya.
Anang pun, menyambut baik rencana pemerintah pusat untuk mengubah pemanfaatan batu bara menjadi gas. Dengan pemanfaatan gas bumi oleh industri, Ia yakin akan lebih ramah lingkungan.
"Kalau gas kan sisa pembakarannya ga akan menyebabkan udara kotor," jelasnya.