REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional (Basarnas), Brigjen TNI Ivan Ahmad mengatakan sebanyak 63 jenazah korban tenggelamnya KM Marina Baru 2B, dievakuasi ke lima rumah sakit berbeda.
"Jumlah korban KM Marina yang berhasil didata hingga Kamis, pukul 18.00 Wita itu sudah 103 orang," ujarnya di Makassar, Jumat (25/12).
Lima rumah sakit yang digunakan untuk memeriksa jenazah para korban KM Marina Baru 2B jenis fiber itu antara lain : RS Pinrang (Sulsel) satu orang, RS Kolaka (Sultra) dua jenazah, RS Siwa (Sulsel) 17 jenazah, RS Lasusua (Sultra) 40 jenazah dan RS Wotu tiga orang.
Namun dari jumlah itu, tidak semua jenazah sudah teridentifikasi. Tim forensik Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sultra dan Polda Sulsel juga masih terus bekerja mengidentifikasi para jenazah tersebut.
Sementara itu, beberapa kapal yang diterjungkan untuk menyisir perairan di Kolaka, Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone, Sulawesi Selatan diantaranya KN Pacitan milik Basarnas, KP Bangau dan RB 210 yang merupakan kapal jenis patroli cepat.
Untuk KN Pacitan milik Basarnas itu, berhasil mengevakuasi 23 korban jenazah (11 laki-laki, 11 perempuan dan satu tanpa diketahui kelaminnya).
Kemudian KP Bangau evakuasi empat korban jenazah (satu laki dan tiga perempuan), serta RB 210 evakuasi 13 korban jenazah yang semua kelaminnya belum diketahui.
Sebelumnya, beberapa gabungan Tim SAR yang sudah bersama-sama melakukan upaya pencarian itu antara lain: Badan SAR Nasional (Basarnas) Sulawesi Selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), SAR TNI dan Polri.
Kapal Motor (KM) Marina berangkat dari Pelabuhan Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara menuju Pelabuhan Bansalae, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan sekitar pukul 11.00 Wita, Sabtu (19/12).
Kemudian setelah berlayar beberapa saat, kapal itu dihantam ombak besar dan sempat melaporkan ke Syahbandar Siwa sekitar pukul 16.00 Wita bahwa kapal itu kemasukan air akibat terjangan ombak besar. Kontak terakhir sebelum kapal itu tenggelam terjadi pada pukul 16.00 WITA.