Kamis 24 Dec 2015 20:02 WIB

Wisata Alam Gampong Gajah Sedang Dirintis

Empat ekor Gajah Sumatera (elephant maximus sumatranus) melakukan patroli dipinggiran hutan Desa Cot Dulang Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya, Kamis (8/3).
Foto: Antara Foto
Empat ekor Gajah Sumatera (elephant maximus sumatranus) melakukan patroli dipinggiran hutan Desa Cot Dulang Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya, Kamis (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH JAYA, ACEH -- Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, sedang merintis pengembangan wisata alam Gampong (desa) Gajah Sumatra sebagai upaya mendekatkan masyarakat bersahabat dengan alam.

Bupati Aceh Jaya Azhar Abdurrahman di Calang, Kamis (24/12) mengatakan rencana pengembangan wisata alam tersebut tentunya mendapat dukungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh yang akan menyiapkan fasilitas sarana dan prasarana.

"BKSDA yang akan menyiapkan fasilitas sarana dan promosi 'wisata alam gampong gajah' melalui media terus kita lakukan untuk meningkatkan kunjungan pihak yang suka dengan habitat hutan Gajah Sumetera silakan kunjungi CRU Ie Jeurengeh Aceh Jaya," katanya usai peresmian Base Camp Conservations Respon Unit (CRU) Ie Jeueungeh, Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya.

Menurut dia, konflik satwa gajah dengan manusia sangat rentan terjadi di kawasan perkampungan berjarak sekitar 16 kilometer dari jalan lintas Provinsi Aceh tersebut, kondisi itu harus ditanggulangi untuk dimanfaatkan dengan lebih baik.

Dengan adanya pengelolaan yang baik, maka diyakini akan mampu menjadi salah satu aset pendapatan daerah serta pengembangan ekonomi masyarakat pedalaman yang selama ini merasakan penderitaan akibat konflik dengan satwa.

Kata Azhar, suatu kawasan yang di diami oleh satwa gajah yang biasa disebut dalam bahasa Aceh "Tengku Rayek", maka tempat tersebut mendapat sebuah keberkahan, hanya saja apabila terjadi perselisihan dengan masyarakat harus ada sebuah penyelesaian yang arif.

Satwa Gajah hidup di hutan yang memang merupakan habitat alaminya, sementara masyarakat juga membutuhkan area untuk pengembangan usaha perkebunan maupun pemukiman penduduk, karena itu solusinya harus ada pihak yang menjadi juru runding.

"CRU inilah yang kita harapkan menjadi juru runding masyarakat dengan gajah, pada akhirnya terjalin perdamaian sehingga bisa hidup berdampingan. Bila masyarakat lokal sudah berdamai dengan satwa gajah tentunya ini menjadi modal, orang lain juga akan datang untuk melihat dan bersahabat dengan satwa yang ada di sini," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, berkenaan dengan pengelolaan wisata alam gampong gajah ini dikalaborasikan, pemda mempersiapkan berbagai kebutuhan fasilitas infrastruktur jalan dan sebagainya, sementara BKSDA tentunya menjadi garda terdepan.

Selain itu dirinya juga berharap ada dunia usaha lain terutama yang bergerak disektor perkebunan seperti yang diwujudkan oleh PT Astra Agro Lestari, investor lain juga diharapkan dapat menyusul untuk mewujudkan kepedulian terhadap keseimbangan lingkungan tentunya dengan ikut serta dalam menjaga pengendalian satwa gajah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement