Kamis 24 Dec 2015 16:41 WIB

Ratusan Pendaki Padati Semeru

Rep: Antara/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jalur turun dari puncak Gunung Semeru atau Mahameru.
Foto: Erik Purnama Putra
Jalur turun dari puncak Gunung Semeru atau Mahameru.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Ratusan pendaki memadati jalur pendakian Gunung Semeru, Jawa Timur, gunung tertinggi di Jawa dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut, selama liburan sekolah yang bertepatan dengan libur panjang akhir tahun.

"Memang ada peningkatan jumlah pendaki yang naik ke Semeru yakni berkisar 200-300 orang per hari, padahal pada libur akhir pekan biasanya berkisar 100-200 orang per hari," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Ayu Dewi Utari, saat dihubungi dari Lumajang, Kamis (24/12).

Namun pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut dibatasi hingga Pos Kalimati, sehingga pendaki dilarang keras naik ke puncak Semeru (Mahameru) karena berbahaya.

"Kami tegaskan bahwa pendaki harus patuh terhadap rekomendasi batas pendakian itu dan tidak nekat menerobos sampai ke puncak demi keselamatan pendaki yang bersangkutan," tuturnya.

Kuota pendakian di Gunung Semeru hanya dibatasi 500 orang per hari dan pihak TNBTS tidak akan menambah kuota tersebut, meskipun jumlah pendaki diprediksi terus bertambah jelang pergantian tahun nanti.

"Tidak ada kuota tambahan dan jumlah pendaki tetap dibatasi 500 orang per hari karena jalur pendakian Semeru masih rawan pascakebakaran beberapa waktu lalu yang menyebabkan sejumlah titik longsor, namun masih aman dilalui para pendaki," paparnya.

Dengan pembatasan 500 pendaki per hari, pihak TNBTS memprediksi estimasi pendaki yang berada di jalur pendakian sebanyak 1.500 orang per hari karena biasanya perjalanan pendakian Semeru membutuhkan waktu dua hingga tiga hari, bahkan ada yang lebih dari tiga hari.

"Saya imbau pendaki membawa perbekalan yang cukup dan mematuhi seluruh aturan selama dalam kawasan TNBTS di antaranya dilarang membuang sampah sembarangan dan harus membawa turun sampah bawaan mereka, serta tidak boleh membuat api unggun atau perapian karena dapat menyebabkan kebakaran," paparnya.

Ayu juga mengimbau para pendaki mematuhi rekomendasi tersebut demi keselamatan mereka dan selalu waspada di jalur pendakian karena selama musim hujan dapat menyebabkan cuaca buruk dan rawan pohon tumbang.

Data pendaki yang mendaftar dalam jaringan di laman www.bromotenggersemeru.org tercatat kuota sebanyak 300 orang habis sejak 24-30 Desember 2015, sedangkan sebagian pendaki mendaftar langsung di Pos Ranu Pane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement