REPUBLIKA.CO.ID, WAJO -- Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jenazah korban KM Marina Baru 2B yang tenggelam pada Sabtu (19/12) lalu. Saat ini jenazah-jenazah itu masih berada di KM Pacitan.
Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Frans Barung Mangera mengatakan penemuan jenazah-jenazah itu berdasarkan laporan dari nelayan.
"Nelayan mengaku menemukan banyak jenazah di perairan Lampia dan Wotu," ujarnya, Rabu (23/12).
Ia melanjutkan, nelayan mengaku sudah menemukan sebanyak 20 jenazah di perairan Lampia. Jenazah itu diikat di Rumpon nelayan tersebut yang kemudian melaporkan ke kepolisian.
Ada juga nelayan yang mengamankan sekitar 8 jenazah di perairan Wotu. Seluruh informasi itu sementara ditelusuri dan dicek ke lapangan oleh tim SAR gabungan.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Luwu Timur, Komisaris Agus Chaerul, mengatakan yang dapat dipastikannya hanya jenazah yang sudah dievakuasi oleh tim SAR gabungan. Dalam 2 hari terakhir, tercatat 8 mayat korban KM Marina yang ditemukan di perairan Luwu Timur.
"Tadi ditemukan lagi 4 mayat. Tapi, tidak lagi dibawa ke Wotu, melainkan langsung ke Siwa. Mayat-mayat itu dievakuasi langsung oleh kapal milik Basarnas," kata Agus.
Dengan penemuan tersebut, tambah Agus, berarti sudah ada delapan jenazah ditemukan di Wotu dalam dua hari. Kepala Basarnas Sulsel, Roki Asikin menyebutkan, infromasi mengenai penemuan jenazah di perairan utara Teluk Bone memang telah didapatkannya.
Namun Roki engga menyebut jumlah karena pihaknya hanya akan memberikan informasi kepastian ketika korban tersebut berada di darat atau Posko Basarnas.
"Iya ada (Infromasi). Tapi saya belum pastikan. Kita tunggu saja sampai kapal merapat ke pelabuhan," ujarnya.
Dengan informasi ini, lanjut Roki, jumlah jenazah yang masuk posko informasi di Pelabuhan Siwa berjumlah 47 penumpang. Jumlah ini termasuk jenazah yang dibawa dari Kabupaten Luwu Timur ke RS Siwa, Wajo.
Kapal Marina Baru 2B bertolak dari Pelabuhan Tobaku menuju Pelabuhan Siwa pada Sabtu, (12/19). Dalam perjalanan kapal yang memuat penumpang 118, kemudian dihantam ombak tinggi.
Akibatnya bak mesin kapal itu pecah dan kemasukan air sehingga karam. Nakhoda Kapal Marina sempat mengabarkan cuaca buruk ke pihak syahbandar, sebelum akhirnya dinyatakan hilang kontak.