REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden PKS bersama sejumlah petinggi partai melakukan lawatan ke Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (21/12) lalu. PKS membantah pertemuan itu merupakan langkah untuk merapat ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, menegaskan pertemuan yang dilakukan para petinggi PKS dengan Presiden Joko Widodo, murni merupakan bentuk silaturahim. Bahkan, ia menganggap pertemuan itu merupakan salah satu contoh yang baik dalam berpolitik, dan tentu bisa ditiru partai-partai lain di Indonesia.
Baca: PKS Dukung Pemerintah untuk Kebijakan Prorakyat
Ia menerangkan, mereka yang berpolitik seharusnya bisa tetap menjaga komunikasi, meski memiliki pandangan atau sikap yang berbeda dalam pemerintahan atau dalam dunia politik. Selain itu, Mardani menganggap politik yang sudah seharusnya dapat mendekatkan yang jauh, yang artinya dapat menjaga silaturahim.
"Pertemuan ini memberi contoh yang baik dalam berpolitik," kata Mardani kepada Republika, Rabu (23/12).
Mardani menambahkan, politik yang baik memang seharusnya dapat berjalan, tanpa adanya transaksi terselubung yang membuat sebuah pertemuan jadi bersifat transaksional. Dengan begitu, menurut Mardani, pertemuan yang seharusnya merupakan salah satu bentuk silaturahim, akan tercemar dengan adanya transaksi-transaksi.
Pertemuan petinggi PKS dengan Presiden Joko Widodo memang menimbulkan banyak reaksi di tengah publik, termasuk posisi PKS di Koalisi Merah Putih (KMP). Bahkan, reaksi juga ke luar dari Waketum Partai Gerindra, Fadli Zon, yang mengaku tidak mempermasalahkan apabila PKS merapat ke pemerintah.