Rabu 23 Dec 2015 18:00 WIB

BPOM Tarik Puluhan Roti tanpa Label Kedaluwarsa

Petugas menunjukan produk pangan sitaan di Kantor BPOM, Jakarta, Selasa (22/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas menunjukan produk pangan sitaan di Kantor BPOM, Jakarta, Selasa (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Balai Pengawasan Obat dan Makanan Mataram, Nusa Tenggara Barat, menarik puluhan roti di "Mario Supermarket" karena tidak memiliki label kedaluwarsa.

Puluhan roti yang tidak memiliki label kedaluwarsa itu ditarik dalam kegiatan inspeksi mendadak (sidak) tim terpadu BPOM, bersama Satpol PP, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) serta Dinas Kesehatan, di Mataram, Rabu (23/12).

"Puluhan roti yang kita tarik ini berasal dari produsen rumah tangga di kawasan Sweta, Kota Mataram," kata Fungsional Umum Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mataram Yogi Abaso Mataram saat ditemui di sela melakukan sidak.

Terkait dengan itu, setelah melakukan pendataan dan penarikan pangan jenis roti tersebut, BPOM menyerahakan roti-roti itu kepada petugas di "Mario Supermarket" dan diminta untuk tidak memajang di rak agar tidak terbeli konsumen.

"Pengakuan dari petugas 'Mario Supermarket' menyebutkan bahwa produsennya tetap datang tiga hari sekali untuk mengganti roti itu. Namun itu tetap tidak dibenarkan, karena label kedaluwarsa wajib ada," ujarnya.

Dia mengatakan, label kedaluwarsa merupakan salah satu informasi wajib dicantumkan produsen yang menjelaskan tentang batas waktu penggunaan produk olahan pangan yang relatif cukup singkat.

"Label ini juga salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para konsumen," ujarnya.

Untuk menindaklanjuti hal itu, dalam waktu dekat BPOM Mataram akan melakukan kunjungan langsung ke dua produsen roti yang ditemukan tidak memiliki label kedaluwarsa tersebut.

Diketahui, dalam kegiatan sidak rangka memberikan perlindungan kepada konsumen menjelang perayaan Maulid, Natal dan Tahun Baru 2016, tim tidak menemukan pangan kedaluwarsa maupun rusak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement