REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kwartir Nasinal Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, memaknai Hari Ibu dengan ajakan kepada seluruh anak di Indonesia untuk mencium tangan dari ibunya masing-masing. Ajakan ini disampaikannya karena sosok ibu sangat berarti.
''Sebelum kita mengucapkan hari ibu di media sosial, sebaiknya ucapkan dulu ke ibu kita masing-masing, cium tangannya dan memohon ridhonya. Insya Allah hidup akan berkah,'' katanya di Jakarta, Selasa (22/12) menyambut perayaan Hari Ibu.
Adhyaksa mengatakan perayaan hari ibu bukan sekedar soal ibu mengasuh anak. Namun perayaan ini lebih terkait pada fakta bahwa ibu-ibu telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ia merujuk peringatan ini pada peristiwa Kongres Perempuan Indonesia I, pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Ia mengaku sesungguhnya bukanlah orang yang ahli terhadap sejarah ini. Namun ia terus belajar untuk memaknai hari ibu ini.
''Poinnya kita harus gali dengan membaca sejarahnya. Selain ibu sebagai surga bagi kita, ibu juga memiliki sejarah yang mulia di Indonesia,'' kata pria yang memiliki hobi bermain gitar dan mendaki gunung ini.
Adhyaksa mengatakan dari sejarah sesungguhnya generasi pelanjut bisa banyak belajar. Ibu-ibu di Indonesia, kata dia lagi, selain mengasuh anak juga memasak makanan untuk para pejuang bahkan banyak sekali yang ikut bertempur di medan perang.
''Hari ini juga sama maknanya. Selain mereka mengasuh anak, ibu-ibu juga berjuang di dunia pendidikan, kesehatan, mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Setiap hari Ibu-ibu ini berdoa, semoga anaknya bermanfaat bagi bangsa dan negara. Itu juga perjuangan yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun," ujarnya.