REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amiruddin mengatakan, Hari Ibu berawal dari pertemuan organisasi perempuan Kongres Perempuan Indonesia pada 1928.
"Dalam pertemuan bersejarah itu mereka membicarakan soal trafficking, pernikahan dini, hak-hak perempuan yang belum terpenuhi, juga upaya perempuan ikut serta memerdekakan bangsa Indonesia," katanya, Selasa (22/12).
Kalau peringatan Hari Ibu saat ini masih diwarnai dengan banyaknya kasus trafficking, kata dia, maka menunjukkan kalau perjuangan ibu-ibu dan aktivis perempuan zaman dulu sampai sekarang belum tercapai. Isu-isu perempuan termasuk trafficking harus diperjuangkan sebab ini isu nasional yang harus diperhatikan.
Namun sayangnya, ujar Mariana, isu perempuan termasuk trafficking masih dianggap urusan wanita. Padahal itu merupakan urusan manusia yang harus diperhatikan pemerintah.