Selasa 22 Dec 2015 21:07 WIB

Harga Sayuran di Bantul Naik Signifikan

Sayuran
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sayuran

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Harga sayuran di tingkat pedagang pasar tradisional di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pekan ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding beberapa pekan sebelumnya.

"Rata-rata semuanya (harga sayuran) naik, seperti tomat yang semula Rp 5.000 saat ini menjadi Rp 10.000 per kilogram, kobis dari Rp 6.000 menjadi Rp 10.000 per kilogram," kata pedagang sayuran Pasar Bantul, Sukarti di Bantul, Selasa (22/12).

Selain itu, kata dia, harga kentang juga mengalami kenaikan dari sebelumnya masih sekitar Rp 8.000 per kilogram, saat ini naik menjadi Rp 11.000 per kilogram, kemudian kembang kol dari Rp 11.000 menjadi Rp 14.000 per kilogram.

Dirinya tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga sayuran, namun kemungkinan besar disebabkan karena bertepatan dengan musim hujan ditambah merupakan libur panjang, sehingga permintaan mengalami kenaikan.

Sementara itu, selain sayuran, harga cabai merah keriting juga naik dari Rp20.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram, sedangkan bawang merah dari Rp 22.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram, bawang putih dari Rp 20.000 menjadi Rp 25.000 per kilogram.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul, Sulistyanto mengatakan, mengakui kenaikan harga sayuran terjadi karena sebagian petani mengalami gagal panen dan naiknya permintaan pasar.

Menurut dia, kenaikan harga sejumlah komoditas di pasar tradisional tersebut merupakan hal yang wajar terjadi mengingat saat ini sudah memasuki liburan panjang menjelang Natal dan Tahun Baru 2016.

"Hukum pasar semakin barang banyak dicari dan permintaan pasar naik maka harga semakin tinggi. Meski harga sedang tinggi, namun ketika libur Natal dan Tahun Baru usai biasanya harga akan kembali stabil," katanya.

Meski demikian, kata dia, pihaknya memastikan pasokan dan ketersediaan stok kebutuhan pokok di pasar aman dan mencukupi hingga beberapa bulan ke depan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement