REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan informasi pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan CEO Freeport McMoran James R Moffett perlu ditelusuri.
Menurutnya, seandainya pertemuan tersebut terjadi saat JK belum menjabat sebagai wapres tentu bukanlah masalah, namun apabila pertemuan itu terlaksana saat JK menjabat menjab sebagai wapres maka sudah mesti layak ditelusuri.
Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan menjadi pengusaha sekaligus politikus tidaklah mudah. Ada konsekuensinya.
"Selalu ada pengawasan publik terhadap aktivitas usahanya," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (22/12).
Berkaca dari kasus dugaan pencatutan nama presiden dan Wapres oleh Setya Novanto, mempertanyakan pertemuan tersebut adalah hal wajar.
Terlebih lagi jika pertemuan tersebut dilakukan setelah JK duduk di bangku Wapres sehingga harus mendapat pengawasan publik.
"Mau tidak mau dan susah ditolak, inilah resiko pebisnis masuk ke politik. Kegiatannya diawasi publik," katanya.
Beberapa waktu lalu, dua pengusaha asal Kota Makassar yakni Aksa Mahmud dan Erwin Aksa dikabarkan bertemu dengan bos Freeport. Aksa Mahmud dan Erwin Aksa merupakan kerabat dekat JK. Keduanya merupakan ipar dan keponakannya.
JK sendiri membenarkan adanya pertemuan tersebut. Namun menurutnya pertemuan itu tidak dipersoalkan lantaran adalah pertemuan lazim yang dilakukan antarpengusaha dalam rangka peningkatan ekonomi.