REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) menggelar peringatan Hari Bela Negara yang jatuh pada Sabtu, 19 Desember 2015 lalu.
"Peringatan ini untuk semakin mempertebal dan menyemangati kita untuk membela negara," kata Penjabat (Pj) Gubernur Sumatra Barat, Reydonnyzar Moenek (Donny) di halaman Kantor Gubernur Provinsi Sumatra Barat, Selasa (22/12).
Ia mengatakan, berdasarkan amanat tertulis dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), bela negara bukan menyoal tentang angkat senjata maupun peperangan. Semangat bela negara, ia mengatakan, merupakan pengabdian seseorang terhadap Indonesia.
Beragam profesi, dapat menunjukkan semangat bela negara dengan caranya sendiri, seperti petani, pedagang, PNS, dokter. Donny mencontohkan, seorang petani yang sudah memproduksi jutaan tanaman padi, sudah menunjukkan semangat bela negara.
"Yang penting, lahan pengabdian itu yang menjadi semangat bela negara," ujarnya.
Ada tiga hal terbesar ihwal semangat bela negara, yaitu bagaimana menumbuhkan semangat sumber daya energi, bagaimana menciptakan sumber daya pangan, serta mengembangkan sumber daya lainnya.
Hal tersebut, ujar Donny, merupakan upaya untuk terus membangun dan mengingatkan ihwal Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Mengingatkan bagaimana para pahlawan menjaga eksistensi Indonesia dengan memindahkan ibukota dari Yogyakarta ke Bukittinggi, Sumatra Barat pada 1948.
"Ini bagian dan gaung yang harus tetap kita tumbuh kembangkan untuk lakukan bela negara dengan berbagai macam cara dan profesi masing masing," imbuhnya.