Sabtu 19 Dec 2015 21:25 WIB

Ricuh Pilkada Kalimantan Utara Dianggap Cederai Demokrasi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Foto: Antara
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pleno hasil rekapitulasi Pilkada Kalimantan Utara (Kaltara) diwarnai kericuhan setelah sekelompok massa pasangan calon urut 1 Yusuf SK-Martin, tidak puas dan merusak gedung serbaguna Kantor Gubernur Kaltara di Tanjung Selor, Kaltara. Sebagaimana diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo massa yang tidak puas merusak kantor dan kendaraan yang diparkir di tempat tersebut.

Tjahjo pun telah menginstruksikan penjabat gubernur Kaltara untuk terus berkoordinasi dengan Kapolda, Danrem serta unsur keamanan daerah, juga KPU dan Bawaslu. Menurutnya, peristiwa tersebut telah mencederai demokrasi dan harus diusut tuntas.

Ia pun mengatakan, hasil berkoordinasi dengan keamanan setempat, menetapkan siaga satu keamanan di Kaltara. "Tidak puas atas hasil pilkada kan ada saluran dan mekanismenya, bukan merusak. Harus ditegakkan siapa penggerak perusak harus ditindak, tidak boleh main hakim sendiri," ujarnya.

Ia menambahkan, memang perlu deteksi dini, jangan sampai lengah. Tjahjo meyakini masyarakat tak melakukan provokasi, namun para aktor elit sebagai otak tindakan anarkis ini. Menurut dia, pihak kepolisian akan segera menindaklanjuti kondisi ini.

"Polri saya yakin mampu tangkap mereka yang merusak mencederai demokrasi ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement