REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pleno hasil rekapitulasi Pilkada Kalimantan Utara (Kaltara) diwarnai kericuhan setelah sekelompok massa pasangan calon urut 1 Yusuf SK-Martin, tidak puas dan merusak gedung serbaguna Kantor Gubernur Kaltara di Tanjung Selor, Kaltara. Sebagaimana diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo massa yang tidak puas merusak kantor dan kendaraan yang diparkir di tempat tersebut.
"Mencoba membakar, namun cepat dipadamkan. (Pegawai) kami bersama Kapolda dan Wakapolda Kaltim masih di lapangan untuk kendalikan situasi," ujar Tjahjo kepada wartawan melalui pesan singkatnya, di Jakarta, Sabtu (19/12).
Tjahjo pun telah menginstruksikan penjabat gubernur Kaltara untuk terus berkoordinasi dengan Kapolda, Danrem serta unsur keamanan daerah, juga KPU dan Bawaslu. Menurutnya, peristiwa tersebut telah mencederai demokrasi dan harus diusut tuntas. Ia pun mengatakan, hasil berkoordinasi dengan keamanan setempat, menetapkan siaga satu keamanan di Kaltara.
Ia menambahkan, memang perlu deteksi dini, jangan sampai lengah. Tjahjo meyakini masyarakat tak melakukan provokasi, namun para aktor elit sebagai otak tindakan anarkis ini.