Sabtu 19 Dec 2015 08:46 WIB

KPU Sleman: Partisipasi Rendah Bukan Hanya Karena Sosialisasi

Rep: c97/ Red: Hazliansyah
Grafik perolehan suara pilkada ketika melakukan hitung cepat di Jakarta, Rabu (9/12).
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Grafik perolehan suara pilkada ketika melakukan hitung cepat di Jakarta, Rabu (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman Ahmad Shidqi membantah rendahnya partisipasi pemilih lantaran sosialisasi yang kurang gencar. Banyak faktor di luar itu yang menyebabkan partisipasi Pilkada jauh lebih rendah di bandingkan dengan Pilpres atau Pileg.

Shidqi mengatakan, partisispasi pemilih tidak hanya dikaitkan dengan sosialiasi. Namun juga mesti dihubungkan dengan peraturan kampanye yang membatasi aktivitas pasangan calon. Termasuk faktor kejenuhan masyarakat terhadap pemilu. Karena sebelum Pilkada serentak berlangsung, Sleman telah menyelenggarakan Pilkades, Pileg, dan Pilpres.

“Upaya sosialisasi sudah kami lakukan secara maksimal. Yang membuat partisipasi tinggi juga bukan dari sosialisasi saja. Namun hal ini tetap kita jadikan catatan untuk Pilkada berikutnya,” ujar Shidqi, Kemarin.

KPU Sleman menargetkan partisipasi pemilih dalam Pilkada sebesar 85 persen. Namun realisasinya hanya 72 persen. Dari jumlah pemilih sebanyak 779.588 orang, yang menggunakan hak pilih hanya 563.089 pemilih.

“Partisipasi pemilih ini menjadi evaluasi semua pihak. Tak sesuai target, apa dari faktor internal atau eksternal. Evaluasi dari tahapan-tahapan Pilkada,” kata dia Shidqi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement