REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen Pol Umar Septono, menegaskan pihaknya akan memperketat pengamanan saat perayaan Hari Natal 25 Desember mendatang. Khususnya di setiap gereja umat kristiani. "Kami sudah siap dan selalu over estimate dalam penjagaannya nanti," kata Umar Septono di Mataram, Jumat (18/12).
Ia menegaskan aparat akan tetap mewaspadai segala bentuk ancaman yang mungkin terjadi, khususnya yang berkaitan dengan aksi teror. "Yang paling mengkhawatirkan itu masalah teror, itu juga menjadi perhatian kami," ujarnya.
Menurutnya, ancaman teror merupakan ancaman yang muncul setiap tahun, khususnya di setiap perayaan Hari Natal yang dilaksanakn oleh seluruh umat kristiani. Untuk itu, dalam praktiknya pihak kepolisian akan melakukan penjagaan ketat di setiap pintu masuk gereja. "Seluruh umat kristiani yang datang ke gereja akan kita geledah, hanya Alkitab saja yang dibolehkan dibawa masuk," ucapnya.
Lebih lanjut, pihak kepolisian nantinya tidak memperkenankan umat Kristiani yang merayakan Hari Natal di gereja, membawa tas ke dalam rumah ibadah. "Kalau mereka bawa tas, kita akan amankan, sampai ibadahnya selesai," kata Umar.
Terkait dengan upaya optimal pengamanan ini, Umar juga tidak menganggap remeh tindak kriminalitas tiga C. Yakni pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat) maupun pencurian kendaraan bermotor (curanmor). "Semua kita antisipasi dengan optimal, dengan memperhitungkan kemungkinan buruk apa yang bisa terjadi nanti," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya telah membagi pos pengamanan di 67 gereja yang tersebar di NTB. Penjagaan, lanjutnya, akan dilakukan secara terpadu dengan pihak lain, baik itu bersama TNI, Pol PP, organisasi kemasyarakatan maupun instansi terkait.