REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Gunung Bromo dinilai aman untuk dikunjungi wisatawan. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf saat meninjau aktifitas Gunung Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo Jumat (18/12).
Menurutnya wisatawan dapat menikmati keindahan alam Gunung Bromo dari radius 2,5 kilometer dari kawah gunung. “Batas amannya tidak melewati lautan pasir atau dari bibir lautan pasir wisatawan bisa menikmatinya,” kata Saifullah.
Lebih lanjut dia menjelaskan asap yang berasal dari Gunung Bromo merupakan siklus lima tahunan. Kondisi itu belum tentu terulang di lima tahun mendatang. Erupsi yang terjadi pun dinilai masih dalam skala kecil dan belum dinyatakan berbahaya.
BPBD Provinsi, Kabupaten dan Pemerinntah Pusat telah melkukan berbagai persiapan sekaligus antisipasi. Saifullah mengatakan persiapan yang akan segera dilakukan yakni mengkoordinasikan dan mensimulasikan evakuasi bagi daerah yang terdampak abu vulkanik dari Bromo.
Terdapat empat daerah yang terus berkoordinasi antara lain Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang. Keempat daerah tersebut terus mensimulasikan cara jika terdapat peningkatan status Gunung Bromo dari siaga berubah menjadi awas.
Saat ini, jalur-jalur evakuasi sudah dipersiapkan hingga tempat shelter. Masyarakat sekitar Bromo juga terus diberikan sosialisasi perkembangan waktu demi waktunya sehingga tau apa yang harus dilakukan.
Dukungan logistik juga telah dipersiapkan oleh pemerintah, dengan cara logistik bagi masyarakat akan diserahkan dan di tangani oleh daerah. Dana darurat juga tak lupa disiapkan, jika terjadi hal-hal di luar situasi yang terjadi saat ini. “Itu antisipasi dari pemerintah. Harapan kita, Gunung Bromo semoga terus tenang, dan status Gunung Bromo tidak perlu naik lebih,” ungkapnya.