REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin mengungkapkan kapal pengangkut beras impor sebanyak 30 ribu ton berencana singgah (transit) di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Beras impor tersebut nantinya akan disimpan di gudang yang kemudian akan dikirim ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Tadi Bulog datang meminta agar kapal pengangkut beras bisa transit di Pelabuhan Lembar yang akan dikirim ke NTT," ujarnya, Jumat (18/12).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, kata Amin, meminta agar beras impor tersebut tidak dijual di wilayah NTB. Sebab, masyarakat NTB tidak membutuhkan beras impor karena produksi beras di NTB mengalami surplus.
Selain itu, lanjut Amin, Pemprov NTB juga ingin melindungi produsen beras lokal. "Pak gubernur sudah menjelaskan meminta agar tidak boleh ada beras impor. Tidak ada, karena kita ingin melindungi produsen sini dan kita tidak butuh," ungkapnya.
Menurutnya, jika kapal tersebut membongkar beras untuk disimpan di gudang. Maka beras tidak dijual di wilayah NTB. Oleh karena itu diperlukan pengawalan yang ketat. "Kita minta jaminan, nanti suratnya (bulog) akan direspon dengan membuat surat jawaban ditambah catatan," katanya.