Rabu 16 Dec 2015 19:58 WIB

Indonesia Belum Siap Hadapi MEA

Ketua umum Partai Perindo,Hary Tanoesoedibjo hadir sebagai pembicara dalam acara bertajuk Rembug Pemuda di DPP Partai Perindo, Jakarta, Selasa (27/10).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua umum Partai Perindo,Hary Tanoesoedibjo hadir sebagai pembicara dalam acara bertajuk Rembug Pemuda di DPP Partai Perindo, Jakarta, Selasa (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengaku khawatir dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang segera diberlakukan pada akhir 2015. Politikus berlatar pengusaha ini menilai ekonomi dan masyarakat Indonesia belum siap menghadapi persaingan yang semakin terbuka dengan negara-negara tetangga.

Hary mengatakan persaingan bukan hanya soal tenaga kerja saja, melainkan juga industri barang dan jasa. Ia menilai perlu ada kajian ulang untuk membatasi MEA agar jangan sampai membuat ekonomi masyarakat saat ini justru semakin terpuruk.

“Saya pikir pemerintah perlu mengkaji. Hal-hal yang menyangkut masyarakat yang belum siap ini supaya di negosiasikan ulang. Jangan mereka diadu di pasar bebas, nanti malah mereka terpuruk,” kata Hary usai menggelar acara pelantikan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Perindo di Lampung dalam siaran pers, Rabu (16/12).

Hary menjelaskan, pemerintah perlu mengkaji tentang perlunya pembatasan dan dilakukannya pembinaan yang berkesinambungan agar masyarakat terutama kelompok pengusaha kecil dan menengah bisa lebih dulu berkembang dan nantinya bersaing secara sehat. Situasi ekonomi yang saat ini belum kondusif, menurutnya, justru bisa menjadi bumerang yang semakin memperburuk keadaan.

“Apalagi kondisi ekonomi kita lagi seperti ini. Kita sudah lihat ekspor kita ini dibandingkan tahun lalu turun hingga 17 persen kalau dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa produksi nasional juga turun. PHK sudah mulai kelihatan makin banyak, artinya ekonomi kita tidak lebih baik,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement