REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pencak silat merupakan salah satu seni olahraga bela diri yang termasyhur dari Indonesia. Berabad-abad diturunkan dari nenek moyang bangsa.
Tentu masyarakat Indonesia tidak ingin budaya yang telah turun termurun diwariskan justru diklaim negara lain. Para pihak yang berkecimpung di Masyarakat Pencak Silat Indonesia (Maspi) memimpikan tradisi bela diri ini tercatat dalam UNESCO sebagai warisan budaya asli dari Indonesia.
Ketua Maspi Asep Gurmawan mengemukakan keprihatinannya jika pemerintah kurang tanggap memperhatikan budaya dan tradisi tanah air. Justru ketika diklaim negara tetangga, barulah pemerintah berapi-api menunjukkan kemarahan. Padahal sebelumnya perhatian yang minim sering dirasakan penggelut dunia budaya.
Asep terus mendesak pemerintah mengajukan pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia yang terdaftar secara internasional di UNESCO. Agar menjadi identitas paten tanah air sebagai negara sumber.
"Kebiasaan pemerintah kita kan kalau sudah diklaim negara tetangga baru sadar dan menyebut itu warisan budaya Indonesia. Padahal sebelum diakui perhatian yang terasa masih minim," kata Asep beberapa waktu lalu.
Selain itu, kata Asep ada syarat-syarat di mana pencak silat harus ditampilkan di Paris minimal dua kali dan disaksikan penonton. Namun undangan tersebut masih belum dilirik pemerintah untuk lebih menggiatkan. Kebanyakan undangan yang datang sebatas masing-masing perguruan.
Menurutnya pemerintah harus menguji untuk memilih aliran pencak silat yang akan diajukan ke UNESCO. Sebab aliran silat yang ada di Indonesia sangat banyak dan tidak mungkin diajukan bersama. Jadi perlu ada penyeleksian dari pemerintah dan ahlinya untuk memutuskan aliran silat yang mencakup keseluruhannya