REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wabah penyakit Hepatitis A yang melanda puluhan mahasiswa di Bogor dikategorikan termasuk Kegiatan Luar Biasa. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan melakukan antisipasi awal kemungkinan mewabahnya penyakit itu.
"Kota Depok bersebelahan langsung dengan Bogor. Untuk itu perlu diantisipasi lebih dini mewabahnya penyakit Hepatitis A," kata Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail di Balaikota Depok, Selasa (15/12).
Menurut Nur Mahmudi, penularan Hepatitis A disebabkan karena sanitasi yang buruk, contohnya apabila melihat manajemen makan yang diawali dari kantin dan rumah makan. Maka sanitasi yang baik harus terjaga di sana.
"Para pedagang menjual makanan higienis dan biasakan prilaku hidup bersih sehat (PHBS) sebelum makan, bawa makanan sendiri dan makanan itu tidak basi dalam penyimpanan," katanya. (Surat Terbuka Saldi Isra untuk Jokowi).
Nur Mahmudi mengungkapkan, pada pengelolaan rumah makan di kampus atau sekolah serta atau pusat perdagangan menerapkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Penyebaran penyakit Hepatitis A dari penderita yang membawa penyakit dengan mentransfer bibit penyakit makanan minuman bekas pada orang lain. Kemudian orang tersebut tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat maka akan tertular.
"Jadi prosesnya sederhana dan kelihatan sekarang, proses transportasi yang sangat gamblang," kata Nur Mahmudi.
Kepala Seksi Pelayanan Dasar dan Rujukan Dinkes Pemkot Depok, Zakiah menjelaskan pada dasarnya Hepatitis A merupakan sebuah penyakit menyerang saluran pencernaan. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bisa menular melalui makanan.
Zakiah mengungkapkan, upaya mencegah penyebaran penyakit Hepatitis A ini adalah dengan memutus mata rantai penularan agar menjaga higienitas penderita dengan orang yang berada di sekitarnya.
"Salah satu cara untuk mencegahnya yaitu sebaiknya kita apabila ingin makan entah di manapun tempatnya hendaknya senantiasa mencuci tangan yang bersih dengan sabun dan air mengalir. Insya Allah virus Hepatitis A ini tidak akan masuk ke dalam tubuh kita," kata Zakiah, dokter alumni Universitas Padjadjaran ini.