REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Partisipasi pemilih dalam Pilkada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tergolong rendah. Komisi Pemilihan Umum (KPU) gagal memenuhi target raihan partisipasi pemilihan kepala daerah serentak 2015. Dari ekspektasi 80 persen, hanya tercapai 68 persen.
''Kenyataan, capaian partisipasi jauh dibawah target nasional (77 persen),'' kata Komisioner Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Data dan Informasi KPU Klaten, Muhammad Anshori, Senin (14/12).
Berdasar data laman www.pilkada2015.kpu.go.id, jumlah pemilih tercatat sebanyak 683.862 orang dari total DPT (Daftar Pemilih Tetap) 1.037.875 orang. Adapun jumlah suara sah mencapai 652.777, dan tidak sah 32.310 suara. Data masuk 100 persen dan tersebar di 1.880 TPS.
Sebelum pelaksanaan pemungutan suara, KPU juga melakukan riset angka kesiapan pemilih di 26 kecamatan. Dari hasil riset itu, angka partisipasi sebesar 82 persen. Sementara, berdasar unggahan scan form C1 mencapai kisaran 68,23 persen.
''KPU siap dievaluasi. Silahkan, masyarakat memberikan masukan. Misal, kalau belum maksimal itu seperti apa dan, harus bagaimana solusinya. Karena kita sudah melakukan berbagai upaya sosialisasi, dari pembuatan leaflet, visi misi calon di desa-desa, dan sebagainya'' katanya.
Sementara itu, di Jawa Tengah, angka partisipasi Pemilih tertinggi di Kabupaten Boyolali. Tingkat partisipasi masyarakat di sana dalam Pilkada kemarin, mencapai 79,27 persen atau lebih tinggi dari target pusat sebesar 77,7 persen. Meski begitu, angka golput juga tinggi, mencapai kurang lebih 150 ribu pemilih.
''Bagaimanapun juga, tingkat partisipasi tertinggi di Boyolali, tertinggi di Jateng,'' kata Ketua KPU Boyolali, Siswadi Sapto Harjono.
Total pemilih 763.171 orang, tingkat partisipasi pemilih mencapai 605.210 orang, atau mencapai 79,27 persen dengan suara sah mencapai 591.345 atau sekitar 97,71 persen. Selain angka golput tinggi, jumlah surat suara yang rusak juga tinggi, mencapai 13.752 surat suara.