Senin 14 Dec 2015 19:09 WIB

Pengadaan Tanah Kereta Bandara Ditarget Kelar Februari 2016

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Persiapan pembangunan kereta api Bandara Soekarn0-Hatta di Tangerang, Banten, Senin (6/10).
Foto: Antara
Persiapan pembangunan kereta api Bandara Soekarn0-Hatta di Tangerang, Banten, Senin (6/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah tengah membangun jalur kereta yang akan menghubungkan Jakarta dengan Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten. Saat ini, proses pengadaan tanah untuk proyek tersebut tengah berjalan dan ditargetkan selesai pada Februari 2016.

Presiden Joko Widodo, yang mengecek proyek pembangunan kereta di kawasan Bandara Soekarno-Hatta pad Senin (14/12) sore, optimistis proyek tersebut dapat selesai tepat waktu. "Kita harapkan nanti pada semester pertama 2017 sudah bisa dipakai," kata Presiden.

Saat meninjau proyek tersebut, ia didampingi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Dirut PT KAI Edi Sukmoro dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Jalur rel kereta yang tengah dibangun tersebut akan beroperasi dari Manggarai, Jakarta Selatan menuju Bandara Soetta. Pembangunan rel menyambung dari jalur KRL yang sudah ada. Dengan demikian, pemerintah hanya perlu membangun jalur rel dari Batu Ceper sampai Bandara Soetta sepanjang 12 kilometer.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menjelaskan, dari 12 kilometer tersebut, 6 kilometernya merupakan tanah milik Angkasa Pura II. Sehingga, pemerintah hanya perlu melakukan pengadaan tanah untuk rel sepanjang 6 kilometer.

Demi memuluskan proses pembebasan lahan tersebut, ada pendekatan khusus yang dilakukan pada masyarakat. Dirut PT KAI Edi Sukmoro menuturkan, pihaknya menawarkan pada setiap KK, yang tanahnya akan dibeli untuk jalur kereta, untuk mengirimkan satu anggota keluarganya bekerja di PT KAI. Hal ini agar masyarakat tak merasa dipaksa dan secara suka rela menyetujui tanah dan rumahnya dibeli oleh pemerintah.

Edi memperkirakan, KAI dapat menampung sekitar 800-an pegawai baru sebagai konsekuensi dari adanya pengembangan bisnis kereta. Dia memastikan, setiap nama yang diajukan masyarakat pasti diterima.

"Waktu dia memberikan nama, tetap kita evaluasi untuk menetukan dia pas di bagian mana, karena disesuaikan tingkat pendidikannya. Tapi intinya pasti diterima," kata Edi sambil menambahkan bahwa proses pengajuan nama tersebut sudah mulai berjalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement