Senin 14 Dec 2015 09:51 WIB

Hotel di Yogyakarta Didorong Utamakan Masakan Tradisional

Sejumlah pekerja membuat makanan khas Yogyakarta Bakpia di Pathuk, Yogyakarta. Bakpia masih menjadi primadona oleh-oleh makanan khas Yogyakarta, terutama bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
Foto: Antara
Sejumlah pekerja membuat makanan khas Yogyakarta Bakpia di Pathuk, Yogyakarta. Bakpia masih menjadi primadona oleh-oleh makanan khas Yogyakarta, terutama bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pemilik bisnis perhotelan di daerah setempat mengutamakan masakan tradisional sebagai menu utama. Salah satu caranya dengan menggandeng usaha kuliner lokal. "Kami mendorong untuk memasukkan menu masakan tradisional sebagai opsi utama bagi pengunjung," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono di Yogyakarta, Senin (14/12).

Dengan upaya itu, selain ikut serta melestarikan masakan tradisional, Deddy mengatakan bahwa hotel juga berperan penting membantu perekonomian lokal melalui penguatan usaha kuliner lokal. Selain itu, inisiatif menempatkan masakan tradisional sebagai menu utama, menurut dia, juga mampu memberikan nilai tambah bagi perhotelan di mata para pengujung.

Dengan meningkatnya daya tarik hotel, dia mengatakan secara otomatis juga akan mendongkrak lama tinggal serta tingkat okupansi hotel. "Para pengunjung hotel yang berasal dari luar daerah atau bahkan mancanegara tentunya datang untuk mencari tempat singgah yang bernuansa khas Yogyakarta termasuk menu makanannya," katanya.

Meski demikian, dia mengakui bagi hotel yang telah memiliki kategori bintang lima, pihaknya tidak bisa terlalu menekankan untuk memprioritaskan masakan tradisional sebagai menu utama. Sebab mereka telah terikat dengan standar hotel internasional secara terpusat.

"Hotel bintang lima telah memiliki standar internasional secara terpusat. Meski demikian, kami tetap akan mengimbau untuk memasukkan masakan tradisional sebagai opsi makanan," katanya.

Sebaliknya, dia mengatakan bahwa hotel-hotel nonbintang atau melati serta hotel bintang satu secara keseluruhan justru telah mengutamakan kuliner lokal atau khas Yogyakarta sebagai menu makanan. "Hingga saat ini, untuk hotel-hotel bintang satu rata-rata sudah mengalokasikan sekitar 80 persen untuk kuliner lokal," katanya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement