Senin 14 Dec 2015 08:46 WIB

7 Pejawat di Sumbar Takluk di Pilkada

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Angga Indrawan
Pilkada 2015
Pilkada 2015

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak tujuh calon pejawat (incumbent) di Sumatra Barat (Sumbar), takluk dalam Pilkada serentak 2015. Dalam hasil rekapitulasi suara berdasarkan formulir model C1 di 13 kabupaten/kota yang melaksanakan Pilkada, para pejawat justru tergoyahkan.

Tujuh daerah yaitu Kota Bukittinggi, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman Kota Solok, Kabupaten Solok serta Kabupaten Pesisir Selatan. Di Kota Bukittinggi, calon kepala daerah pejawat Ismet Amzis-Zulbahri (11.712 suara atau 27,55 persen) kalah dari pasangan perseorangan Ramlan Nurmatias dan Irwandi (17.770 suara atau 41,80 persen).

Sebelumnya, Ismet menjabat sebagai Wali Kota Bukittinggi periode 2010-2015. Bahkan, ia pernah menduduki jabatan Wakil Wali Kota Bukittinggi peride 2005-2010. Di Kabupaten Dharmasraya, calon pejawat Adi Gunawan-Jonson Putra (35.122 suara atau 36,25 persen) tersungkur dari pasangan calon bupati termuda yang berusia 26 tahun, Sutan Riska Tuanku Kerajaan-Amrizal (61.775 suara atau 63,75 persen).

Di Kabupaten Limapuluh Kota, pasangan incumbent Asyirwan Yunus-Ilson Cong (37.930 suara atau 24,46 persen) tertinggal dari pasangan Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan (50.718 suara atau 32,70 persen). Di Kabupaten Pasaman, calon pejawat Benny Utama-Daniel (64.338 suara atau 49,51 persen) kalah tipis dari rivalnya Yusuf Lubis-Atos Pratama (65.624 suara atau 50,49 persen).

Di Kota Solok, calon incumbent Irzal IIyas-Alfauzi Bote (6.843 suara atau 21,53 persen) kalah dari mantan wakil wali kota periode sebelumnya, Zul Elfian yang berpasangan dengan Reinier (14.887 suara atau 46,83 persen). Di Kabupaten Solok, calon kepala daerah pejawat Desra Ediwan Anantanur-Bachtul (54.732 suara atau 36,67 persen) dikalahkan pasangan Gusmal-Yulfadri Nurdin (69.131 suara atau 46,32 persen).

Di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan data yang masuk baru 99,92 persen atau 1.181 dari 1.182 TPS, calon pejawat Editiawarman-Bakri Bakar (59.167 suara atau 30,42 persen) tertinggal dari Hendrajoni-Rusma Yul Anwar (90.698 suara atau 46,64 persen).

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand), Asrinaldi berpendapat, masyarakat saat ini sudah cerdas dalam memilih. Menurutnya, masyarakat enggan memilih calon kepala daerah yang tidak melakukan perubahan selama menjabat. Kekalahan dari pejawat, ia mengatakan, dapat diartikan, masyarakat setempat menginginkan perubahan, yaitu dengan mencari alternatif calon kepala daerah yang baru.

"Sehingga mereka (masyarakat) memilih calon lain, yang diharapkan memberi perubahan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement