REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Bencana longsor mulai terjadi Sumatera Selatan (Sumsel). Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan telah mengakibatkan terjadinya longsor pada Sabtu (12/12).
Longsor yang terjadi Sabtu malam tersebut mengakibatkan jalan provinsi di daerah itu terputus. Akibatnya akses menuju dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sindang Danau dan Kecamatan Sungai Are terputus, dua daerah tersebut terancam terisolasi.
Penjabat Bupati OKU Selatan Robby Kurniawan yang dihubungi Republika.co.id, Ahad (13/12) menjelaskan, “Longsor di Kecamatan Sindang Danau terjadi semalam karena hujan yang turun beberapa hari terakhir. Akibat lonsor tersebut menutupi jalur akses utama dari kecamatan tersebut menuju Pulau Beringin. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.”
Menurut Robby Kurniawan tidak ada korban jiwa akibat bencana longsir tersebut. Longsor telah menyebabkan akses masyarakat menuju Pulau Beringin atau Muara Dua terputus. Ada sekitar 15 - 20 meter badan jalan yang tertimbun tanah dan batu.
“Sejak Minggu pagi, sudah ada upaya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Polres dan instansi terkait bersama masyarakat setempat menggunakan alat berat membersihkan timbunan longsor yg menutupi jalan,” katanya.
Lokasi longsor jalan provinsi tersebut ada di jalan Simpang Tiga Tenggalingan, Desa Muara Sindang. Akibat longsor tumpukan tanah dan bebatuan menutup badan jalan tersebut, kendaraan baik roda empat dan roda dua tidak bisa melintas. Arus kendaraan menuju dua kecamatan tersebut lumpuh.
Untuk membersihkan timbunan tanah dan batu yang menutupi badan jalan, BPPD OKU Selatan mengirimkan satuunit balat berat eskavator ke lokasi longsor.
Untuk mencapai lokasi longsor, eskavator BPBD OKU Selatan tersebut kedatangannya sedikit terlambat karena akses jalan menuju lokasi sulit dijangkau dan sempit.
Longsor pernah terjadi di Kabupaten OKU Selatan dua tahun lalu yang menimbulkan korban jiwa. Pada 5 April 2013 tanah longsor terjadi di Desa Kota Batu. Akibat bencana ongsor yang terjadi di lokasi penambangan batu alam tersebut enam orang menjadi korban dan meninggal dunia.