Ahad 13 Dec 2015 19:00 WIB

Guru Besar IPB: Penyebab Hepatitis Bukan Karena Sanitasi Buruk

Rep: c25/ Red: Maman Sudiaman
Penderita hepatitis akut yang telah mencapai fase sirosis dan kanker hati (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Penderita hepatitis akut yang telah mencapai fase sirosis dan kanker hati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar banyaknya penderita Hepatitis di Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi topik utama beberapa hari belakangan ini. Tanpa konfirmasi jelas, sejumlah pihak menuding sanitasi buruk dan kantin kumuh jadi penyebab Hepatitis merebak di IPB.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB, Prof Dr Muhammad Firdaus, menegaskan penyebaran penyakit Hepatitis di IPB tidak disebabkan sanitasi yang buruk atau kantin yang kumuh. Menurutnya, kantin dan sanitasi di dalam kampus jauh lebih higienis dari kantin di Pasar Anyar Bogor atau kantin kampus besar lain di Indonesia.

"Untuk kantin di dalam kampus yang saya sendiri hampir setiap hari makan di sana rasanya sudah jauh lebih higienis, bahkan dibandingkan beberapa kantin kampus besar lain di Indonesia," kata Prof. Firdaus.

Ia mengaku prihatin dengan pemberitaan yang diberikan media, termasuk komentar dari Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek, yang menyatakan hal serupa sebagai penyebab Hepatitis di IPB. Padahal, lanjut Prof. Firdaus, tudingan itu sudah dibantah secara resmi oleh Humas IPB di sejumlah media elektronik.

Wakil Ketua Lembaga Amil Zakat (LAZ) IPB itu juga merasa pemberitaan yang merebak tentang cukup banyaknya penderita Hepatitis di IPB sangat mengganggu. Terlebih, lanjut Prof. Firdaus, ia baru saja mendapatkan tugas untuk mempromosikan IPB kepada siswa SMA swasta berakreditasi tinggi di Depok, Jawa Barat.

Sebelumnya, masyarakat dikagetkan dengan kabar penyakit yang menyerang kampus IPB, dengan 29 mahasiswa yang dinyatakan telah terjangkit penyakit Hepatitis A. Belakangan, mahasiswa yang terjangkit bertambah menjadi 35 orang, yang membuat pihak IPB mengumumkan kondisi itu sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement