REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Korupsi merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary) yang merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, semua pihak mulai saat ini harus berusaha memerangi korupsi. Cara yang paling mudah yaitu dengan cara membangun budaya anti korupsi dimulai dari lingkungan keluarga.
Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat, Netty Prasetyani, keluarga memiliki peran sangat penting dan krusial dalam upaya mencegah korupsi. Karena, keluarga adalah benteng penjaga nurani yang dapat menentukan keluarganya terlibat korupsi atau tidak. Seluruh keluarga Indonesia, harus memiliki komitmen untuk memerangi korupsi hingga ke akar-akarnya.
Saat ini, kata dia, faktanya berbagai kasus korupsil melibatkan hubungan keluarga. Ini,menunjukkan betapa keluarga sangat berpengaruh terhadap tindakan seseorang untuk melakukan budaya korup. Oleh karena itu, keluarga harus memiliki desain pencegahan korupsi yang dimulai dari keluarga. Ada tiga karakter dasar yang harus ditanamkan dalam keluarga. Yakni, kejujuran, kesederhanaan, dan kemandirian atau keberanian.
"Biasakan anak untuk bicara dan bersikap jujur dan hidup sederhana serta berani mengatakan tidak untuk bersikap korupsi," ujar Netty dalam acara Deklarasi Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga Tingkat Nasional akhir pekan lalu.
Menurut Netty, peran istri atau ibu sangat penting dalam upaya pencegahan korupsi di lingkungan keluarga. Sebab, tanpa disadari, keluarga menjadi salah satu pemicu seseorang untuk melakukan tindakan korupsi akibat pola hidup boros dan konsumtif yang terjadi di keluarga.
Peran ibu, kata dia, sangat krusial. Ibu-ibu sebaiknya tak banyak meminta macam-macam. Karena, bisa jadi itu akan menjadi dorongan bagi suami untuk melakukan korupsi. Semua ibu, harus membina keluarga agar terhindar dari karakter korupsi.
"Ibu adalah pilar terakhir untuk menanamkan karakter anti korupsi di keluarga," kata Netty.