Ahad 13 Dec 2015 09:36 WIB

Ini yang Buat Jakarta Macet di Wilayah Senayan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: M Akbar
  Suasana Istora Senayan pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-69 di Istora Senayan, Jakarta (27/11). (Kemdikbud/Ridwan Maulana)
Suasana Istora Senayan pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-69 di Istora Senayan, Jakarta (27/11). (Kemdikbud/Ridwan Maulana)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) akhirnya melaksanakan HUT Guru di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan pada Ahad (13/12). Meskipun awalnya perayaan HUT Guru tersebut sempat dilarang melalui surat edaran yang dikeluarkan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi tentang larangan merayakan hari guru.

Terlihat bus-bus berjalan lambat di sepanjang jalan Gatot Subroto dan S Parman, Jakarta. Bus-bus pengantar guru membuat macet di sejumlah jalan termasuk Gatot Subroto, mereka menuju Gelora Bung Karno (GBK), Senayan.

Puluhan bus terlihat mengantri untuk parkir di depan Gedung DPR RI. Di depan Gedung DPR RI jadi tempat parkir bus-bus guru yang penuh semangat ingin mengikuti HUT PGRI yang sempat dilarang.

Rupanya guru-guru tak peduli dengan surat edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi tentang larangan merayakan hari guru. Mereka dengan batik khas seragam PGRI berjalan mantap dari parkir di depan Gedung DPR RI menuju GBK.

Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistiyo mengatakan, HUT Guru akan dihadiri oleh 109.434 guru dari 34 provinsi. Ini termasuk Provinsi baru,  Kaltara. PGRI punya sejarah besar. "PGRI  mampu menyatukan guru yang terpecah belah karena politik  devide et impera penjajah Belanda."

Sejumlah bus berisi guru-guru  yang menghadiri HUT PGRI berasal dari Sukabumi, Bandung, Bogor, Cianjur, Garut, Tasi, Banten.  Disebutkan guru dari 34 provinsi siap hadir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement