Sabtu 12 Dec 2015 19:55 WIB

Demokrat Lempar Handuk di Pilkada Surabaya

Calon Walikota Surabaya Rasiyo (kiri) dan pasangannya calon Wakil Walikota Surabaya Lucy Kurniasari (kanan) menunjukkan laporan harta kekayaannya ketika mengikuti pembekalan dan deklarasi calon kepala daerah dan penyelenggara pilkada Jatim di Unesa, Suraba
Foto: Antara/Zabur Karuru
Calon Walikota Surabaya Rasiyo (kiri) dan pasangannya calon Wakil Walikota Surabaya Lucy Kurniasari (kanan) menunjukkan laporan harta kekayaannya ketika mengikuti pembekalan dan deklarasi calon kepala daerah dan penyelenggara pilkada Jatim di Unesa, Suraba

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Partai Demokrat mengakui kekalahannya pada Pilkada Kota Surabaya. Berdasarkan hasil hitung cepat, perolehan suara pasangan Rasiyo-Lucy yang diusung Demokrat, jauh tertinggal dari pasangan pejawat Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana.

"Dari semua hitung cepat, pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari sangat jauh tertinggal dan kami akui itu," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya, Hartoyo di Surabaya, Sabtu (12/12).

Di beberapa lembaga survei hitung cepat untuk Pilkada Surabaya, mayoritas memenangkan pasangan petahana di atas 80 persen.

Kendati demikian, pihaknya masih tetap memantau dan menunggu hasil rekapitulasi manual dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya yang saat ini masih dalam tahap penghitungan di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).

"Hormati hasil penghitungan suara KPU dan apapun hasilnya pasti kami menerima karena sudah melalui proses demokrasi yang baik," ucap anggota DPRD Jatim tersebut.

Selain mengakui kekalahannya, Partai Demokrat juga belum menemukan pelanggaran yang bersifat berat sehingga sangat kecil kemungkinan menempuh jalur hukum untuk menggugat hasil Pilkada yang berlangsung 9 Desember 2015.

"Inventarisasi pelanggaran terus kami kumpulkan, tapi sampai sekarang belum ada yang kategori berat," katanya.

Kepada pasangan yang diusungnya bersama Partai Amanat Nasional (PAN), yakni Rasiyo dan Lucy Kurniasari, pihaknya meminta tetap semangat dan berjiwa besar melihat fakta dan hasil yang memang tidak diinginkannya.

"Sudah ada kesepakatan siap menang dan siap kalah. Kalau faktanya nanti tidak sesuai harapan maka mau tidak mau harus diterima dengan jiwa besar," katanya.

Sementara itu, bukan bermaksud mencari kambing hitam, kata dia, salah satu faktor yang membuat pasangan Rasiyo-Lucy kalah adalah kurangnya sosialisasi mengingat mepetnya waktu penunjukan keduanya mendaftar sebagai pasangan calon.

"Waktu sosialisasi sangat sempit, ditambah peraturan KPU yang alat peraga kampanyenya hanya dari penyelenggara Pilkada, membuat masyarakat kurang mengenal dan bergairah dengan pesta demokrasi kali ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement