Sabtu 12 Dec 2015 19:00 WIB

BPBD Diminta Terus Siaga Pantau Gunung Bromo

Material debu vulkanik terlihat keluar dari kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (10/12).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Material debu vulkanik terlihat keluar dari kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta Badan Penanggulangan Bencana Daeran (BPBD) provinsi maupun kabupaten/kota di sekitarnya tetap siaga memantau Gunung Bromo yang aktivitasnya meningkat.

"Kepala Pelaksana BPBD Jatim Sudarmawan sudah saya minta terus memantaunya dan melaporkan perkembangan," ujarnya di Surabaya, Sabtu (12/12).

BPBD, kata dia, sudah membagikan dan menyiapkan ribuan masker secara gratis kepada warga sekitar, petugas, maupun wisatawan setempat.

Kendati aktivitas vulkanis gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut itu masih tinggi dan tremornya juga fluktuatif cenderung meningkat, namun ia menilai itu lebih baik daripada tidak ada aktivitas apapun di gunung berapi.

"Istilahnya gunungnya batuk-batuk. Tapi itu lebih bagus daripada tidak pernah batuk, kemudian sekali batuk dilemparkan semua," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Terkait dengan pengaruh terhadap wisatawan, gubernur yang juga seorang politikus tersebut mengakui berpengaruh, namun juga tidak sedikit justru yang melihat gunung dari kejauhan saat beraktivitas.

Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Bromo Ahmad Subhan menjelaskan aktivitas gempa tremor Gunung Bromo masih tinggi, namun statusnya masih Level III atau Siaga.

Data seismik yang terekam di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo pada 12 Desember 2015 pukul 06.00-12.00 WIB tercatat gempa tremor dengan amplitudo maksimum 3-22 milimeter, namun amplitudo dominan lima milimeter.

"Secara visual terpantau cuaca cerah hingga mendung, angin tenang, suhu udara 15-22 derajat Celcius. Gunung Bromo terlihat dengan jelas hingga berkabut," katanya.

Asap sulvatara dari kawah Bromo berwarna kelabu hingga kehitaman dengan ketebalan sedang hingga tebal, kemudian tekanan sedang hingga kuat dengan ketinggian asap berkisar 200-400 meter yang mengarah ke barat daya hingga barat laut.

"Kami imbau masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 2,5 kilometer karena dikhawatirkan kandungan belerang yang pekat akan mengganggu pernapasan dan dikhawatirkan akan terjadi letusan kecil secara tiba tiba dari dalam kawah," katanya.

Meningkatnya aktivitas Gunung Bromo juga memengaruhi dunia penerbangan, yakni penutupan Bandara Abdurahman Saleh, Malang, pada Jumat (11/12).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement