REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyusun rencana kontinjensi untuk mengantisipasi erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur.
"BNPB mendampingi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Probolinggo telah menyusun rencana kontinjensi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (12/12).
Ia mengatakan rencana kedaruratan dini itu sebagai langkah dalam menghadapi berbagai kemungkinan peristiwa alam yang terjadi seperti rencana tempat pengungsian dan persiapan sumber daya untuk menghadapi bencana.
"Rencana kontinjensi itu kita menyiapkan kemungkinan untuk erupsi Gunung Bromo. Jadi, kita hitung berapa jumlah kemungkinan ya kalau ada pengungsian ke mana mereka mengungsi, berapa personel atau aparat yang ada kan, berapa sumber daya yang ada, kendaraannya ada, tendanya dan sebagainya itu telah disusun," jelasnya.
(Baca juga: Aktivitas Bromo Meningkat, Tiga Penerbangan Dialihkan ke Surabaya)
Selain itu, ia mengatakan rencana kontinjensi itu juga melibatkan banyak pihak seperti Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Reppublik Indonesia dan dinas-dinas yang ada di daerah itu.
Selain itu, BPBD setempat juga meningkatkan pengamatannya dan setiap enam jam sekali melaporkan tentang kondisi terkini Gunung Bromo. Ia mengatakan sejumlah pos pengamanan telah dibentuk untuk berjaga-jaga di sekitar kawasan Gunung Bromo.
Ia menambahkan Gunung Bromo masih berstatus siaga, yang mana cuaca di kawasan Gunung Bromo tampak cerah dengan suhu 11-15 derajat Celcius. Selain itu, akibat erupsi, asap kelabu tebal mencapai ketinggian 200-400 meter di atas permukaan laut. Asap yang membawa abu vulkanis itu mengarah ke arah barat daya.