REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kematian sejumlah bayi di Kabuaten Nduga, Papua, tak terjadi sekaligus. Sebanyak 35 bayi dan 3 orang dewasa meninggal itu sejak bulan Oktober sampai Desember.
"Berdasarkan uji laboratorium, gambaran klinis yang dilakukan Badan Litbangkes munjukkan kalau 35 balita meninggal akibat penyakit pertusis dengan komplikasi pneumonia," kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Jumat, (11/12).
Faktor pencetus pertusis, terang Nila, suhu udara di Kabupaten Nduga cenderung lebih dingin dibanding tahun sebelumnya. Penduduk tinggal di rumah honai dan membuat perapian di dalamnya.
Ventilasi udara tidak baik di rumah honai. Apalagi ada perapian di dalamnya, ini merupakan pencetus terjadinya gangguan pernapasan termasuk penyakit pertusis.
Tim investigasi dari Kemenkes, ujar Nila bersama petugas kesehatan puskesmas setempat melakukan pengobatan kepada warga Nduga. Sebanyak 90 persen warga menderita gangguan pernapasan termasuk pertusis.