REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mengambil sejumlah langkah untuk menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A di Kampus IPB Dramaga. Salah satunya, dengan membentuk kelompok kerja (pokja) pencegahan dan penanggulangan hepatitis di lingkungan IPB.
"Pokja terdiri dari seafast center, Fakultas Kedokteran Hewan, Departemen Gizi Masyarakat, Direktorat Pengembangan Bisnis, Direktorat Kemahasiswaan, Poliklinik IPB, Biro Umum, serta Biro Hukum, Promosi dan Humas," ungkap Direktur Kemahasiswaan IPB Sugeng Santoso, Sabtu (12/12).
(Baca juga: IPB: Mayoritas Penderita Hepatitis A Bukan Penghuni Asrama)
Partisipan dari berbagai aspek mulai dari keamanan pangan, kesehatan masyarakat, hingga kebersihan lingkungan itu diharapkan Sugeng mampu berperan aktif dalam penanggulangan penyakit tersebut. IPB juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Bogor untuk melakukan tindak lanjut secara komprehensif.
Selain memeriksa dan mendata jumlah mahasiswa yang diduga terjangkit hepatitis A, IPB melakukan sosialisasi kepada mahasiswa IPB. Konten sosialisasi antara lain mengenai gizi seimbang, keamanan pangan, profil kantin IPB serta tindakan kuratif dan preventif hepatitits.
Sugeng melanjutkan, sosialisasi sanitasi lingkungan dan penyediaan pangan higenis juga diberikan kepada pengelola kantin baik dari dalam dan di luar kampus. Penyuluhan tentang kantin sehat di dalam dan sekitar kampus IPB dan aksi bersih lingkungan di dalam kampus maupun lingkungan tempat tinggal mahasiswa akan segera dilangsungkan.
"Pemeriksaan kesehatan massal untuk seluruh civitas berlangsung kemarin dan hari ini, jika masih diperlukan esok dan seterusnya akan kami lanjutkan," tuturnya.
Data terakhir yang disebutkan Sugeng, terdapat 28 mahasiswa IPB yang diketahui positif Hepatitis A. Ia menginformasikan fenomena di green campus itu belum dapat disebut wabah, melainkan masih tergolong KLB.