Jumat 11 Dec 2015 18:46 WIB

Muhammadiyah Bangun Gerakan Sejuta Pengusaha

Rep: C03/ Red: M Akbar
 Pedagang menata buku di salah satu toko di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (20/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menata buku di salah satu toko di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Majelis Ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) di Hotel Golden Palace Surabaya pada Jum'at (11/12) siang. Kegiatan tersebut merupakan implementasi dari muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makasar. Di mana  mencanangkan bidang ekonomi sebagai pilar ketiga gerakan dakwah Muhammadiyah selain pilar pendidikan dan pilar kesehatan.

Selain itu pertemuan tersebut juga menjadi persiapan dalam menyongsong Masyarakat Ekonoimi ASEAN dan kemandirian ekonomi organisasi Muhammadiyah. Diharapkan melalui pertemuan tersebut menjadi tonggak bangkitnya ekonomi Muhammadiyah, yang diantaranya akan direncanakan penciptaan satu juta pengusaha baru dikalangan Muhammadiyah dalam lima tahun ke depan.

"Untuk itu, kita akan membuat gerakan ciptakan satu juta pengusaha baru Muhammadiyah di semua bidang usaha di seluruh Indonesia," tutur Ketua Majlis Ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah Mohammad Nadjikh seperti rilis yang diterima Republika.co.id.

Menurut Nadjikh perhatian Muhammadiyah terhadap ekonomi sangat relevan dengan persoalan kekinian umat Islam dan rakyat Indonesia. Menurutnya disparitas kekayaan dan kesejahteraan antara kelompok masyarakat sudah diluar kewajaran.

Selain itu jumlah pengusaha muslim kata dia masih sedikit. Situasi tersebut berdampak pada meemahnya posisi tawar umat Islam di bidang-bidang lainnya. Disparitas yang tajam juga mengalibatkan pertumbuhan ekonomi tidak punya manfaat yang signifikan dalam meningkatkan derajat kesejahreraan penduduk.

Lebihlanjut kata dia saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 4 ratus ribu pengusaha di mana idealnua untuk mewujudkan kemajuan ekonomi kara dia minimal harus memiliki 4,4 juta pengusaha.  Kondisi ini sangat tak memungkinkan ekonomi Indonesia akan bisa cepat maju menyamai negara-negara maju.

"Untuk itu kita akan berusaha mendorong kader Muhammadiyah, siswa dan mahasiswa di sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah untuk menjadi pengusaha di kemudian hari," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement