Jumat 11 Dec 2015 16:29 WIB

10 Dinasti Politik yang Runtuh dan Bertahan di Pilkada Serentak

Rep: Amri Amirullah/ Red: Ilham
Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama (kanan) bersama pendiri Majesty Motorhome, Nugroho Setio mencoba fasilitas Majesty Motorhome saat peluncurannya di Jakarta, Jumat (7/8).  Majesty Motorhome adalah mobil yang menggabungkan trasportasi dan hotel b
Foto: ist
Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama (kanan) bersama pendiri Majesty Motorhome, Nugroho Setio mencoba fasilitas Majesty Motorhome saat peluncurannya di Jakarta, Jumat (7/8). Majesty Motorhome adalah mobil yang menggabungkan trasportasi dan hotel b

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilkada serentak 9 Desember lalu menjadi ajang percaturan politik dinasti di daerah. Ini diperkuat oleh Mahkamah Konstitusi yang membatalkan larangan kekerabatan dalam perpolitikan di daerah sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia.

"Harus diakui, Pilkada serentak 9 Desember kemarin menjadi saksi tumbang dan bertahannya secara bersamaan berbagai dinasti politik di daerah," kata Pakar Politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf kepada Republika.co.id, Jumat (11/12).

Hasil sementara pilkada menunjukkan tidak semua dinasti politik mampu bertahan, walaupun ada beberapa yang tetap bertahan.

Ini lima dinasti politik yang pada Pilkada 9 Desember lalu gagal mempertahankan kekuasaannya di daerah:

1. Dinasti 'Ahok'di Belitung Timur

Adik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Basuri Tjahaja Purnama, dikalahkan kakak dari Yusril Ihza Mahendra, Yuslih Ihza, di pilkada serentak Kabupaten Belitung Timur. Basuri merupakan pejawat yang melanjutkan dinasti politik yang ditinggalkan Ahok di Belitung Timur. Kelurga Ahok diyakini telah memiliki akar yang kuat di masyarakat sehingga kekalahan dalam pilkada 2015 merupakan tamparan bagi dinasti lokal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement