REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, insinyur Indonesia harus mampu bersaing dengan tenaga asing terutama dalam membangun infrastruktur dalam negeri.
"Pada saat semua berpikir tidak bisa, mesti orang Jerman, Perancis dan lain-lain, saya katakan tidak, mesti orang kita semua. Justru karena tidak pernah maka tidak bisa," kata Wapres saat membuka Kongres XX Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Jakarta, Jumat (11/12).
(Baca juga: Wapres Sebut Indonesia Kekurangan Insinyur)
Wapres menyampaikan pengalamannya saat membangun pembangkit listrik tenaga air di Poso. Dikatakannya, seluruh pembangkit listrik tenaga air itu dibangun oleh tenaga lokal. Tujuannya agar insinyur Indonesia mempunyai keberanian untuk berinovasi.
"Tanpa itu tidak bisa maju negeri ini. Ambil risikonya, kita bangun. Jadi butuh banyak keberanian," tambah dia.
Karena itu, menurut dia jangan pernah takut untuk berinovasi, harus ada keberanian dan kemauan untuk maju. Ia pun menegaskan para insinyur tanah air tak perlu khawatir masuknya insinyur dari luar negeri ke Indonesia ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diterapkan.
"Saya tidak pernah khawatir insinyur dari luar akan masuk ke Indonesia. Teorinya sangat sederhana tren itu bergerak dari negara yang gajinya rendah ke negara yang tinggi bukan sebaliknya. Jadi yang justru saya khawatirkan insinyur kita ke negara lain," tambahnya.
Sementara Indonesia sendiri kekurangan insinyur dilihat dari perbandingan satu insinyur untuk 10.000 orang. Yang perlu dikhawatirkan menurut Kalla adalah tidak efisien dalam produk. Karena itu industri dalam negeri yang harus diefisienkan. Untuk itu pemerintahan ingin meningkatkan tingkat kompetisi dengan pengurangan ongkos finansial bunga tinggi, perbaikan birokrasi dan infrastruktur.