Jumat 11 Dec 2015 06:51 WIB

Kisah tentang Kucing yang Terjepit di Tangga Jalan

Seekor kucing terjepit di tangga jalan sebuah pusat perbelanjaan di Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (10/12)
Foto: Abdullah Sammy/Republika.co.id
Seekor kucing terjepit di tangga jalan sebuah pusat perbelanjaan di Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (10/12)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Abdullah Sammy

"Kebesaran dan moralitas sebuah negara bisa dinilai dari cara mereka memperlakukan satwa," (Mahatma Gandhi)

 Seekor kucing tiba-tiba masuk ke dalam pusat perbelanjaan di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (10/12). Kucing itu berukuran mungil. Tubuhnya tertutupi bulu berwarna putih abu-abu.

Hadirnya kucing mungil ini membuat seisi pusat perbelanjaan panik. Mereka panik bukan karena si kucing mengganggu. Sebaliknya, nasib si kucing-lah yang membuat pengunjung pusat perbelanjaan dilanda ketegangan kala itu.

Singkat cerita, Republika.co.id mendengar raungan keras dari si kucing ketika menaiki tangga jalan. Salah satu pengunjung, Akmal Nursandi, yang posisinya tepat berada di depan Republika.co.id, tampak panik ketika tangga jalan sampai di lantai dua.

Dia langsung melompat untuk menghindari kucing yang sedang meronta-ronta di sudut tangga. Ternyata, kaki mungil si kucing terjepit di antara tangga jalan.

(kucing mungil yang terjepit di tangga jalan pusat perbelanjaan, Kamis (10/12) 

Semakin tangga jalan itu bergerak, kaki si kucing semakin terhimpit. Kucing itu tak berdaya. Dia hanya bisa terus meronta-ronta. Melihat kondisi itu, Akmal langsung menekan tombol stop di sisi kanan tangga jalan.

Tangga itu pun berhenti. Tapi seakan-akan, rasa sakit masih terus dirasakan si kucing. Sebab kaki kirinya masih tersangkut cukup dalam di tangga itu.

Si kucing pun meronta semakin keras. Seakan menahan rasa sakit, kucing itu lantas menggigit keras karet pembatas tangga jalan yang ada di sisinya. Tubuh si kucing terus bergerak menghentak-hentak, seakan ingin memberi tahu para pengunjung akan rasa sakit yang dirasakannya.

Melihat kondisi itu, seorang ibu pengunjung pusat perbelanjaan bernama Listiani Sukmawati berteriak histeris. "Ya ampun...ya ampun...tolongin kucingnya!"

Republika.co.id dan seorang pria pun bergegas memanggil petugas keamanan guna membongkar  tangga jalan.

Detik demi detik berlalu, si kucing masih belum berhenti meraung. Seorang pria lain yang iba, Anthonny, nekat membongkar sendiri mesin tangga jalan. "Ayo mas kita buka," ujarnya spontan.

Dengan tangan kosong, si pria coba mengutak-atik tangga jalan. Namun si kucing malah meraung lebih keras. Melihat itu seorang ibu terlihat menitikkan air mata.

Hitungan menit berlalu, makin banyak pengunjung pusat perbelanjaan yang menghentikan langkahnya. Dari yang hanya belasan menjadi puluhan.

Mereka mencoba menolong si kucing dengan caranya masing-masing. Ada yang coba mengelus-elus tubuh kucing, ada yang menawarkan makanan kepada si kucing, beberapa yang lain terus sibuk membongkar mesin tangga jalan.

Mereka berusaha. Sementara sisanya berdoa. Akhirnya tiga orang petugas pusat perbelanjaan datang dan berhasil membongkar tangga jalan itu.

(Petugas pusat perbelanjaan melakukan usaha untuk menyelamatkan kucing)

Namun mesin yang terdorong mundur, malah membuat si kucing makin meraung. Kali ini raungan terdengar sangat keras. Mata si kucing terpejam.

Momen pilu itu menyayat hati pengunjung pusat perbelanjaan. Tak sedikit yang menangis melihat si kucing mungil terjepit di tangga jalan.

Memang, para pengunjung itu datang ke pusat perbelanjaan dengan tujuannya masing-masing. Tapi nasib seekor kucing mengubah jadi satu tujuan mereka. Niat nonton, belanja, dan makan sirna. Yang ada hanya satu, bagaimana cara untuk menyelamatkan hewan itu.

"Saya awalnya ke sini (pusat perbelanjaan) untuk makan. Tapi sekarang jadi tidak nafsu lagi," ujar Anthony yang terus berusaha membongkar tangga jalan.

Kisah di pusat perbelanjaan ini berbanding terbalik dengan ulah seorang wanita bernama Tri Ida Susanti. Wanita asal Desa Tunjung Rejo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu jadi tampak gembira memamerkan fotonya dengan dua ekor kucing yang mati diburu. Tri memamerkan foto itu via Facebook.

Tri yang seakan bangga menenteng dua kucing mati dengan kedua tangannya sontak mencederai hak asasi hewan. Ulah Tri ini akhirnya ramai tersebar di sosial media. Sang wanita berusia 20 tahun itu kini harus berurusan dengan polisi.

Walau sudah ditangani secara hukum, kasus Tri sempat menyeret sebuah pertanyaan besar. Apakah memang negeri ini begitu tak peduli akan nasib hewan?

Simak juga contoh mengenai nasib populasi gajah sumatra. World Wildlife Funds (WWF) mencatat pada tahun 1985, jumlah gajah sumatra mencapai sekitar 5.000 ekor. Namun akibat sejumlah faktor yang didominasi ulah manusia, angka itu nyaris berkurang setengahnya.

Pada 2015, jumlah populasi gajah sumatra mencapai sekitar 2.400 hingga 2.800 ekor. Angka ini malah diprediksi makin menurun mengingat banyaknya perburuan hingga penebaran racun gajah. WWF bahkan memperingatkan kemungkinan punahnya populasi gajah sumatra dalam 30 tahun kedepan!

Tak hanya gajah. Nasib harimau sumatra cukup mengenaskan. Dahulu, harimau sumatra adalah satwa yang lazim ditemui secara kasat mata di hutan-hutan dan perkebunan di Sumatra. Namun kini, harimau sumatra justru menjadi satwa langka di tanah kelahirannya.

Selain data-data di atas, Indonesia pun sempat jadi sorotan aktivis pencinta hewan dunia. Ini tak terlepas kasus matinya ratusan satwa di dalam Kebun Binatang Surabaya (KBS). Bahkan pada 2007, sebanyak 528 satwa meregang nyawa di kebun binatang itu. Walhasil, KBS sempat mendapat label zoo of death (kebun binatang kematian) dari para pencinta satwa dunia.

Namun nyatanya, tak semua manusia Indonesia seperti Tri Ida Susanti. Peristiwa di sebuah pusat perbelanjaan pada Kamis (10/12) lalu jadi potret nyata bahwa bangsa ini punya semangat untuk melindungi satwa.

Masyarakat kala itu tak berhenti berjuang untuk menyelamatkan kucing mungil yang terjepit di tangga jalan. Nyaris seisi pusat perbelanjaan terlibat dalam usaha penyelamatan.

Setelah melewati usaha selama 10 menit, kaki si kucing terlepas. Kucing mungil yang awalnya meraung hingga sempat memejamkan mata akhirnya terbebas dari penderitaannya.

Mendadak kucing itu bangkit. Dengan kaki mungilnya, si kucing secara cekatan langsung berlari kencang menuruni tangga. Langkahnya mantab. Seakan, efek kaki yang terjepit tak begitu memengaruhinya.

 

(Pengunjung pusat perbelanjaan yang tampak lega usai meyaksikan kucing berhasil diselamatkan)

Melihat kucing itu berhasil diselamatkan, seisi pengunjung pusat perbelanjaan spontan bertepuk tangan. Suasana tegang akhirnya berubah jadi ceria. Nasib si kucing mungil nyatanya mampu memengaruhi perasaan manusia.

"Kepedulian seperti di yang ditunjukkan pengunjung mal ini benar-benar menggugah dan bisa menjadi contoh bagi kita semua. Sebab hak asasi hewan selama ini kerap diinjak-injak," kata aktivis lingkungan hidup, Husein Sulaiman. 

Seperti yang diucapkan Husein, semangat pengunjung pusat perbelanjaan di Pejaten bisa memberi harapan. Dengan semangat itu, ada harapan bagi satwa untuk bisa terlindungi di tanah Indonesia. Sebab melindungi hewan memang bukan pilihan, melainkan kewajiban. 

Mengutip sebuah hadist Rasulullah SWT, "Tuhan yang Maha Penyayang memberikan kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang penyayang. Jika kamu menunjukan kasih sayang pada mereka makhluk yang ada di muka bumi, maka di surga, Dia akan menunjukan kasih sayang-Nya padamu.” (Hadist riwayat Abu Isa Muhammad ibn Sawrah al Tirmidzi).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement