REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, berpendapat pernyataan calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump melarang Muslim masuk ke negaranya sangat menciderai nilai demokrasi yang diagung-agungkan negara adidaya itu.
"Kita juga tidak setuju dan menyayangkan atas reaksi ekstrem seperti yang ditunjukkan oleh calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump," ujar Sukamta melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut Sukamta, Amerika Serikat yang dikenal sangat menjunjung tinggi kebebasan beragama yang merupakan salah satu hak asasi manusia.
"Siapa pun tidak layak menggeneralisasi bahwa tindak terorisme identik dengan Islam. Saya juga prihatin ada oknum-oknum tertentu yang berupaya meniupkan islamophobia di tengah masyarakat Amerika," kata Sukamta.
Ia mengatakan seruan itu hanya akan memperkuat sentimen anti Muslim di sana, padahal selama ini warga Muslim di Amerika juga baik-baik saja dapat hidup berdampingan dengan warga yang lain.
"Karenanya kita perlu mendesak Trump untuk mencabut pernyataannya yang diskriminatif tersebut," ujar dia.
Ia mengatakan Trump sepertinya perlu belajar dari Pancasila, bagaimana warga negara berbeda agama bisa hidup berdampingan di Indonesia. Selain itu, Sukamta mengutuk tegas tindakan penembakan dan pembunuhan terhadap masyarakat sipil di Amerika Serikat ataupun dimana saja berada.
"Saya menyerukan semua pihak untuk bersama-bersama melawan tindakan seperti itu," kata dia.