REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste Moazzam Malik menilai calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak mencerminkan gaya hidup politik modern setelah ia menyatakan akan melarang Muslim masuki AS.
"Saya pikir komentar-komentar yang disampaikan Donald Trump cukup kontroversial. Menurut saya dan pemerintah saya, komentar beliau tidak sesuai dengan gaya hidup politik modern," tuturnya di sela-sela Forum Demokrasi Bali ke-8 (BDF) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Moazzam mengaku mengetahui adanya petisi yang telah dikumpulkan dari 370 ribu warga Inggris yang isinya menolak kehadiran Trump di Inggris.
"Dengan petisi tersebut pasti ada perdebatan di parlemen. Tetapi sampai sekarang belum ada keputusan resmi dari pemerintah saya. Yang jelas, kami tidak setuju dengan komentar yang disampaikan Trump," ujar dia.
Meskipun penandatangan petisi terus bertambah, Menteri Keuangan Inggris George Osborne menyatakan Trump tidak perlu dilarang ke Inggris.
Dikutip dari Kantor Berita Reuters, biasanya seseorang dilarang masuk ke Inggris karena menyebarkan kebencian yang bisa memicu kekerasan antarmasyarakat.
Petisi "online" atau daring itu sendiri berbunyi, jika Kerajaan Inggris masih menerapkan kriteria "perilaku yang tak bisa diterima" kepada mereka yang hendak masuk perbatasannya, maka Inggris harus adil menerapkannya pula kepada kaum kaya sama dengan kaum miskin, kepada yang lemah, demikian pula kepada yang berkuasa.
Petisi itu diluncurkan oleh Suzanne Kelly, warga Skotlandia yang sejak lama mengkritik Trump.
Pemerintah Inggris akan merepons petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 10 ribu warga, dan bisa dipertimbangkan menjadi topik perdebatan parlemen jika petisi ini mencapai 100 ribu tanda tangan.
Perdana Menteri David Cameron berkata melalui juru bicaranya bahwa pernyataan Trump tersebut memecah belah, tidak berguna, dan amat sangat keliru.