Rabu 09 Dec 2015 20:45 WIB

Tak Memilih karena tak Tersentuh Informasi

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang mengenakan busana penari dan pelawak Bali membantu pemilih saat pemungutan suara Pilkada Serentak di Desa Penarungan, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (9/12).
Foto: Antara/Wira Suryantala
Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang mengenakan busana penari dan pelawak Bali membantu pemilih saat pemungutan suara Pilkada Serentak di Desa Penarungan, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Angka partisipasi masyarakat dalam Pilkada Kota Depasar, dari hasil penghitungan sementara merosot menjadi sekitar 62 persen. Ketidakhadiran pemilik ke TPS, antara disebabkan karena mereka belum tersentuh oleh informasi tentang Pilkada.

"Tidak ada yang sosialisasi kemari, saya tidak tahu siapa saja calonnya, sehingga bingung dan memutuskan tidak ke TPS," kata Suyadi, warga Denpasar Utara.

Kepada Republika, di Denpasar, Kamis (9/12), Suyadi mengatakan, dalam Pilkada sebelumnya para calon kepala daerah sangat aktif berkampanye. Sehingga sebutnya, dia bisa tahu visi dan misi, serta merasa lebih mantap untuk menetapkan pilihannya. "Sekarang ini saya merasa tidak ada dorongan untuk memberikan suara" katanya.

Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, membenarkan sosialisasi Pilkada sangat menentukan tingkat partisipasi pemilih. Tentu saja kata Wiarsa, ada faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat partisipasi, di antaranya faktor penyelenggaraan dan sistem pemilu.

"Sekarang kan aspek kampanyenya seperti pemasangan alat peraga kampanye sangat tertib. Namun di sisi lain masyarakat banyak yang tidak tersentuh informasi pilkada," kata Wiarsa kepada Republika, Rabu (9/12).

Sementara itu mengenai hasil perolehan suara sementara di Kabupaten Jembrana, Wiarsa menyebutkan, bahwa KPU Jembrana memilih tidak melakukan metoda penghitungan cepat.

Namun Wiarsa membenarkan bahwa dari hasil peghitungan sementara, selisih perolehan suara pejawat (incumbent) sangat tipis dengan calon pasangan lainnya.

"Karena selisih yang sangat tipis itulah, kami sangat berhati-hati, agar jangan sampai nantinya menimbulkan permasalahan di masyarakat," kata Wiarsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement