REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pengembangan industri kereta api beserta industri penunjangnya mesti berbasis penguasaan teknologi dan aktivitas riset yang kontinyu serta bervisi jangka panjang.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatnya mobilitas penumpang serta barang idealnya didukung oleh transportasi kereta api yang memadai.
"Seiring pengembangan industri di luar Jawa, kawasan ekonomi terus tumbuh dan membutuhkan jaringan transportasi massal seperti kereta api," ujar Saleh, Rabu (9/12).
Menurut Saleh, dengan adanya pengembangan industri maka diharapkan akan meningkatkan pembangunan jalur kereta api.
Selain Jawa dan Sumatera, Indonesia bakal mengembangkan jaringan kereta api di Kalimantan (2.428 km) dan Sulawesi (1.772 km). Hal ini menjadi peluang bagi industri kereta api nasional, termasuk melalui kemitraan dengan perusahaan global.
Saleh menjaskan, kereta api membutuhkan banyak bahan baku dan komponen. Kebutuhan ini merupakan peluang bagi industri kereta api di Indonesia seperti PT. INKA, industri baja dan logam termasuk alumunium.
Industri kereta api juga membutuhkan komponen dari industri pengolahan hasil tambang seperti smelter nikel dan bauksit, dan produsen komponen untuk memasok ke industri kereta api.
Saleh mengatakan, penguasaan teknologi bakal memastikan kemandirian industri kereta api Indonesia ke depan. Industri kereta api sangat perlu dipacu yang berorientasi subsitusi impor.
Pasalnya, hal ini dapat menghemat anggaran dan membuat insinyur serta desainer kereta api di dalam negeri leluasa mengembangkan kereta sesuai kebutuhan yang spesifik.
Sementara itu, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, sudah saatnya Indonesia memiliki fasilitas riset dan produksi kereta yang terpadu. Menurutnya, apabila fasilitas PT. INKA di Madiun dapat ditingkatkan, maka Indonesia mempunyai peluang untuk mengembangkan dan memproduksi berbagai jenis alat transportasi massal.
"Apalagi Indonesia memiliki semua bahan baku utamanya, seperti aluminiun dan stainless steel," kata Putu.