REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yusnar Yusuf mengajak umat Islam dan masyarakat luas untuk menggunakan hak pilih pada ajang Pemihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak.
Umat Islam sebagai bagian rakyat Indonesia dinilai perlu bertanggung jawab dalam memperjuangkan kesejahteraan bersama.
"MUI meminta kepada seluruh rakyat Indonesia yang besok (9/12) akan pilkada, jangan ada yang golput," ujar Yusnar dalam konferensi pers tokoh lintas agama di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations, Selasa (8/12).
Yusnar mengatakan, seluruh kandidat dalam Pilkada memiliki kelemahan dan kelebihan. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terfokus pada kekurangan dan lantas memutuskan untuk tidak memilih. "Kalau tidak ikut Pilkada artinya kita tidak bertanggung jawab atas bangsa dan negara," ujarnya.
Utusan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi Sendjaja juga mengimbau umat beragama untuk berperan serta dalam Pilkada.
Suhadi menekankan, agar masyarakat memilih kandidat yang menunjukkan karakter negarawan. Karakter tersebut, dinilai sebagai modal penting untuk memberikan keberpihakan pada rakyat.
Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Uung Sendana mengatakan, seluruh umat beragama sejatinya bersaudara dalam bingkai NKRI.
Ia pun mengingatkan, hakikat Pilkada adalah untuk membangun negeri khususnya daerah masing-masing.
"Jabatan adalah amanah. Pemimpin harus melayani dan mengembangkan potensi daerahnya. Kalah menang bukan segalanya yang penting kepentingan masyarakat terpenuhi," ujar Uung.